Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Medcom.id/Candra Yuri Nuralam.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Medcom.id/Candra Yuri Nuralam.

Hari Antikorupsi Dunia Alarm KPK Bangun dari Tidur Panjang

Candra Yuri Nuralam • 09 Desember 2020 13:15
Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri akan menggunakan momentum Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) untuk menajamkan 'taring' lembaganya dalam memberangus praktik rasuah di Indonesia. Sudah saatnya Lembaga Antirasuah bangun dari tidur panjang.
 
"Hakordia adalah alarm KPK untuk membangunkan tidur panjang kita yang selama ini dibuai mimpi indah namun semu, oleh laten korupsi," kata Firli di Jakarta, Rabu, 9 Desember 2020.
 
Belakangan ini muruah KPK dianggap sudah kembali. Tercatat, empat operasi tangkap tangan (OTT) dilakukan KPK mulai dari 25 November 2020 sampai 4 Desember 2020.

Dalam setahun tercatat sudah ada delapan operasi senyap yang dilakukan KPK. Dua di antaranya, penangkapan Menteri nonaktif Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri nonaktif Sosial Juliari Peter Batubara.
 
Firli memastikan KPK akan lebih galak kepada pelaku korupsi ke depannya. Dia menegaskan 'tidur panjang' KPK sudah berakhir.
 
"Tidur panjang dalam buaian laten korupsi, lambat laun akan meracuni hingga menghancurkan suatu bangsa, karena korupsi senantiasa tampil menarik dengan ragam warna kebohongan nan menggoda, menyelimuti kebenaran yang sejatinya hanya memiliki satu warna dengan kenikmatan dangkal dan sesaat, sehingga duka teramat dalam akibat korupsi, tak lagi tampak di depan mata," ujar Firli.
 
Baca: Peringati Hakordia, Novel Sebut Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
 
Firli mengajak masyarakat untuk memberantas korupsi bersama KPK. Masyarakat diminta tak ragu melaporkan praktik rasuah yang dilakukan pejabat negara untuk selanjutnya ditindak oleh Lembaga Antirasuah.
 
"Sudah waktunya kita melihat dan melawan korupsi sebagai musuh bersama, bukan lagi budaya apalagi sesuatu hal yang  biasa dilakukan di negara ini. Kita tidak boleh lagi bersikap permisif atas gejala dan fakta korupsi yang terjadi," tegas Firli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan