Jakarta: Polisi bakal mengautopsi jenazah Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong, Senin, 14 Juni 2021. Helmud meninggal dalam penerbangan Lion Air JT-740 rute Denpasar-Makassar, Rabu, 9 Juni 2021.
"Penyidik dan dokter forensik hari ini (Minggu, 13 Juni 2021) berangkat ke Sangihe, proses autopsi dijadwalkan besok (Senin, 14 Juni 2021)," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi, Minggu, 13 Juni 2021.
Autopsi digelar di wilayah hukum Polda Sulawesi Utara (Sulut). Tenaga ahli forensik bedah mayat telah tersedia.
Penyelidikan perkara tersebut akan diambilalih oleh penyidik tingkat Mabes Polri. Andi menyebut Bareskrim masih akan melakukan asistensi selama proses penyelidikan.
(Baca: Kapolda Sulut Bentuk Timsus Usut Kematian Wabup Sangihe)
Andi menyatakan pihaknya akan menentukan langkah lanjutan dari penyelidikan tersebut usai mendapat hasil autopsi. Dia belum bisa berkomentar banyak terkait proses penyelidikan.
"Autopsi akan dilakukan di Kabupaten Sangihe bekerja sama dengan tenaga medis daerah setempat. Seharusnya ada fasilitas RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) di sana," tutur dia.
Sementara itu, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto menuturkan pihaknya terus berkoordinasi dengan Polda Sulut. Hal itu untuk menguak penyebab kematian wabup Sangihe.
“Dirtipidum sudah koordinasi dengan Dirkrimum Sulsel dan Sulut. Kapolda Sulut juga sudah koordinasi dengan saya, melaporkan kondisi riwayat Kesehatan almarhum,” ujar Agus kepada Media Indonesia, Minggu, 13 Juni 2021.
Temuan awal Helmud diduga meninggal karena serangan jantung. Namun, kematian itu dinilai janggal oleh sejumlah aktivis. Pasalnya, kematian Helmud terjadi saat dirinya menolak izin tambang emas di wilayah Sangihe.
Jakarta: Polisi bakal mengautopsi jenazah Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong, Senin, 14 Juni 2021. Helmud
meninggal dalam penerbangan Lion Air JT-740 rute Denpasar-Makassar, Rabu, 9 Juni 2021.
"Penyidik dan dokter forensik hari ini (Minggu, 13 Juni 2021) berangkat ke Sangihe, proses autopsi dijadwalkan besok (Senin, 14 Juni 2021)," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi, Minggu, 13 Juni 2021.
Autopsi digelar di wilayah hukum Polda Sulawesi Utara (Sulut). Tenaga ahli forensik bedah mayat telah tersedia.
Penyelidikan perkara tersebut akan diambilalih oleh penyidik tingkat Mabes Polri. Andi menyebut Bareskrim masih akan melakukan asistensi selama proses penyelidikan.
(Baca:
Kapolda Sulut Bentuk Timsus Usut Kematian Wabup Sangihe)
Andi menyatakan pihaknya akan menentukan langkah lanjutan dari penyelidikan tersebut usai mendapat hasil autopsi. Dia belum bisa berkomentar banyak terkait proses penyelidikan.
"Autopsi akan dilakukan di Kabupaten Sangihe bekerja sama dengan tenaga medis daerah setempat. Seharusnya ada fasilitas RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) di sana," tutur dia.
Sementara itu, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto menuturkan pihaknya terus berkoordinasi dengan Polda Sulut. Hal itu untuk menguak penyebab kematian wabup Sangihe.
“Dirtipidum sudah koordinasi dengan Dirkrimum Sulsel dan Sulut. Kapolda Sulut juga sudah koordinasi dengan saya, melaporkan kondisi riwayat Kesehatan almarhum,” ujar Agus kepada
Media Indonesia, Minggu, 13 Juni 2021.
Temuan awal Helmud diduga meninggal karena serangan jantung. Namun, kematian itu dinilai janggal oleh sejumlah aktivis. Pasalnya, kematian Helmud terjadi saat dirinya menolak izin tambang emas di wilayah Sangihe.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)