medcom.id, Yogyakarta: Suasana duka memang tampak pada rumah keluarga besar Djumirah Karto Temon di di Pogung Lor, Sinduadu, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 13 September.
Sebuah tenda kecil terpasang di halaman rumah. Sementara, sanak keluarga, kerabat, serta tetangga berdatangan untuk sekadar mengucapkan belasungkawa.
Meski begitu, tuan rumah tampak tak terlalu berduka ketika menerima ucapan belasungkawa atas meninggalnya Djumirah. Calon haji tertua asal Kabupaten Sleman itu meninggal di Tanah Suci, Minggu (11/9/2016). Anggota kloter 24 Embarkasi Haji Solo ini ditemukan tak bernyawa usai salat tahajud dalam tenda, di Padang Arafah.
Djumirah Karto Temon (kiri) sempat melempar jumrah sebelum wafat (Foto: dok/Kemenag Sleman)
Baca: Haji Tertua Asal Sleman Meninggal di Tanah Suci
Putra bungsu almarhumah, Nur Batin Kuncoro, 40, merasa bahagia sang ibu meninggal di Tanah Suci.
"Beliau kabarnya meninggal sesudah salat tahajud. Masih pakai mukena waktu tidur," kata Nur Batin di rumah duka.
Semasa hidupnya, kondisi fisik almarhumah sehat dan tak menderita penyakit berat. Maka, ketika mendapatkan kabar duka ini, keluarga merasa sudah waktunya beliau menghadap yang maha kuasa.
"Awalnya beliau sempat dikira kena serangan jantung. Tapi setelah diperiksa tak ditemukan ada penyakit. Ya memang sudah takdirnya. Semoga beliau khusnul khotimah," ucap Batin.
Kini, jenazah telah dimakamkan di kota Ma'la yang menjadi tempat pemakaman umum jemaah haji yang meninggal dunia di Mekkah.
Sebelum pergi ke Tanah Suci, Djumirah sempat berpesan kepada anak-anak dan cucu serta cicitnya untuk selalu rukun.
Kini, keluarga sedang menanti sertifikat kematian dari pemerintah Arab Saudi untuk mengurus santunan kematian.
Djumirah Karto temon meninggalkan 6 anak, 14 cucu dan 13 cicit. Di mata keluarga, almarhumah adalah sosok yang energik, lincah, pekerja keras dan tak pernah mengeluh. Usai ditinggal meninggal suaminya, Gito Dimulyo pada 1994, Djumirah menghidupi keluarganya dengan bertani dan berdagang.
medcom.id, Yogyakarta: Suasana duka memang tampak pada rumah keluarga besar Djumirah Karto Temon di di Pogung Lor, Sinduadu, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 13 September.
Sebuah tenda kecil terpasang di halaman rumah. Sementara, sanak keluarga, kerabat, serta tetangga berdatangan untuk sekadar mengucapkan belasungkawa.
Meski begitu, tuan rumah tampak tak terlalu berduka ketika menerima ucapan belasungkawa atas meninggalnya Djumirah. Calon haji tertua asal Kabupaten Sleman itu meninggal di Tanah Suci, Minggu (11/9/2016). Anggota kloter 24 Embarkasi Haji Solo ini ditemukan tak bernyawa usai salat tahajud dalam tenda, di Padang Arafah.
Djumirah Karto Temon (kiri) sempat melempar jumrah sebelum wafat (Foto: dok/Kemenag Sleman)
Baca: Haji Tertua Asal Sleman Meninggal di Tanah Suci
Putra bungsu almarhumah, Nur Batin Kuncoro, 40, merasa bahagia sang ibu meninggal di Tanah Suci.
"Beliau kabarnya meninggal sesudah salat tahajud. Masih pakai mukena waktu tidur," kata Nur Batin di rumah duka.
Semasa hidupnya, kondisi fisik almarhumah sehat dan tak menderita penyakit berat. Maka, ketika mendapatkan kabar duka ini, keluarga merasa sudah waktunya beliau menghadap yang maha kuasa.
"Awalnya beliau sempat dikira kena serangan jantung. Tapi setelah diperiksa tak ditemukan ada penyakit. Ya memang sudah takdirnya. Semoga beliau khusnul khotimah," ucap Batin.
Kini, jenazah telah dimakamkan di kota Ma'la yang menjadi tempat pemakaman umum jemaah haji yang meninggal dunia di Mekkah.
Sebelum pergi ke Tanah Suci, Djumirah sempat berpesan kepada anak-anak dan cucu serta cicitnya untuk selalu rukun.
Kini, keluarga sedang menanti sertifikat kematian dari pemerintah Arab Saudi untuk mengurus santunan kematian.
Djumirah Karto temon meninggalkan 6 anak, 14 cucu dan 13 cicit. Di mata keluarga, almarhumah adalah sosok yang energik, lincah, pekerja keras dan tak pernah mengeluh. Usai ditinggal meninggal suaminya, Gito Dimulyo pada 1994, Djumirah menghidupi keluarganya dengan bertani dan berdagang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SAN)