Lumajang: Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pemeriksaan kualitas udara dan makanan di tempat pengungsian warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Salah satu lokasi yang diperiksa oleh Tim Reaksi Cepat BBTKLPP Surabaya yakni di Posko Pengungsian SDN 4 Supiturang, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Analis Laboratorium BBTKLPP Surabaya, Arifah Hendra, mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan kualitas udara ambien dan udara ruang serta pengawasan kualitas makanan dan air bersih di lokasi pengungsian.
Kualitas udara diukur untuk mengetahui kadar debu dan gas berbahaya di udara yang dilakukan selama 24 jam.
Baca juga: Satpam UNM Mengaku Baru 3 Kali Rekam Mahasiswi Mandi
"Ini pemeriksaan kualitas udara. Adalagi pemeriksaan kualitas makanan. Itu sampelnya dari dapur umum," katanya, kepada Medcom.id, Jumat 10 Desember 2021.
Sedangkan pengamanan makanan dilakukan dengan pemeriksaan sampel makanan pagi untuk melihat kandungan nitrat, nitrit, boraks, formalin, dan E coli.
"Itu nanti kita setiap makan tiga kali, itu kita ambil sampelnya. Jadi satu hari tiga sampel semua dapur umum kita periksa," ungkapnya.
Hasil dari pemeriksaan nantinya dianalisis terlebih dahulu di laboratorium. Selanjutnya, hasil analisis dan evaluasi akan dilaporkan ke Kemenkes Pusat.
"Jadi setiap hari kita melaporkan hasil-hasil pemantauan. Karena memang kita tidak boleh kosong. Harus secara bergantian selalu ada dan standby kita mengambil sampel kualitas udara selama posko pengungsian ini masih ada orangnya ini," jelasnya.
Lumajang: Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pemeriksaan kualitas udara dan makanan di tempat pengungsian warga terdampak erupsi
Gunung Semeru.
Salah satu lokasi yang diperiksa oleh Tim Reaksi Cepat BBTKLPP Surabaya yakni di Posko Pengungsian SDN 4 Supiturang, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Analis Laboratorium BBTKLPP Surabaya, Arifah Hendra, mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan kualitas udara ambien dan udara ruang serta pengawasan kualitas makanan dan air bersih di lokasi pengungsian.
Kualitas udara diukur untuk mengetahui kadar debu dan gas berbahaya di udara yang dilakukan selama 24 jam.
Baca juga:
Satpam UNM Mengaku Baru 3 Kali Rekam Mahasiswi Mandi
"Ini pemeriksaan kualitas udara. Adalagi pemeriksaan kualitas makanan. Itu sampelnya dari dapur umum," katanya, kepada
Medcom.id, Jumat 10 Desember 2021.
Sedangkan pengamanan makanan dilakukan dengan pemeriksaan sampel makanan pagi untuk melihat kandungan nitrat, nitrit, boraks, formalin, dan E coli.
"Itu nanti kita setiap makan tiga kali, itu kita ambil sampelnya. Jadi satu hari tiga sampel semua dapur umum kita periksa," ungkapnya.
Hasil dari pemeriksaan nantinya dianalisis terlebih dahulu di laboratorium. Selanjutnya, hasil analisis dan evaluasi akan dilaporkan ke Kemenkes Pusat.
"Jadi setiap hari kita melaporkan hasil-hasil pemantauan. Karena memang kita tidak boleh kosong. Harus secara bergantian selalu ada dan
standby kita mengambil sampel kualitas udara selama posko pengungsian ini masih ada orangnya ini," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)