Ilustrasi Kondisi lokasi bencana pergeseran tanah di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/9/2022). (ANTARA/M Fikri Setiawan)
Ilustrasi Kondisi lokasi bencana pergeseran tanah di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/9/2022). (ANTARA/M Fikri Setiawan)

Ini Penyebab Jawa Barat Rawan Terjadi Pergerakan Tanah

Antara • 06 Oktober 2022 20:13
Jakarta: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan ada dua penyebab terjadinya pergerakan tanah di Jawa Barat dalam beberapa pekan terakhir. Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan kemiringan lereng dan curah hujan tinggi mempermudah terjadinya gerakan tanah di Jawa Barat.
 
"Kalau untuk kasus rayapan ini khas yang ada di Bojong Koneng, Kabupaten Bogor. Dalam kebanyakan kasus adalah debit flow atau seperti bubur, material rombakan yang terbawa hujan," kata Hendra, Kamis, 6 Oktober 2022.
 
Ia menuturkan Purwakarta, Tasikmalaya, dan Garut menjadi lokasi rawan karena kawasan tersebut berbukit-bukit. " Morfologinya juga membantu, kemiringan lereng dalam hal ini terjadinya gerakan tanah," tambahnya.
 
PVMBG terus melakukan berbagai sosialisasi agar masyarakat mendapatkan pengetahuan memadai dalam melihat kemungkinan terjadinya gerakan tanah.
 
Baca: 3 Kecamatan di Tasikmalaya Terdampak Pergerakan Tanah, Puluhan Rumah Rusak
 
Setiap bulan, kata dia, PVMBG terus merilis peta peringatan dini gerakan tanah. Peta itu dikirim ke seluruh pemerintah daerah di Indonesia agar memperluas penyebaran informasi terkait potensi bencana demi meminimalisasi dampak risiko.
 
"Selain mengirim peta prakiraan bencana secara fisik, peta versi digitalnya bisa dilihat melalui laman resmi https://vsi.esdm.go.id/ terkait kebencanaan geologi," ucapnya.
 
Saat ini, PVBMG sedang mengakselerasi semua peta peta kawasan rawan bencana, termasuk gerakan tanah agar bisa diakses secara mudah oleh masyarakat.
 
Pada 14 September 2022, hujan dengan intensitas tinggi dan kondisi tanah yang labil memicu fenomena gerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Gerakan tanah itu menyebabkan 278 kepala keluarga atau 1.020 jiwa terdampaK.

Tidak ada korban jiwa dalam fenomena geologi tersebut. Gerakan tanah juga terjadi Tasikmalaya pada 25-26 September 2022. Sebanyak 40 rumah rusak akibat bencana geologi tersebut
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan