Salah satu peserta karnaval budaya dari Ikatan Perempuan atau Finya Maybrat, Yosephus Kosamakh, menyebut karnaval budaya juga jadi ajang perkenalan lintas budaya yang memunculkan motivasi untuk terus mengenal budaya yang ada di Papua Barat.
"Karena kalau tidak ada budaya, kita ini tidak ada harga diri dan orang lain tidak mengakui kita. Dengan budaya, kita akan kuat," kata Yosephus di Manokwari, Sabtu, 13 Agustus 2022.
| Baca: Pemerintah Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Lewat Konten Kreatif |
Yosephus mencontohkan dirinya bersama 13 orang lainnya datang langsung dari Kabupaten Maybrat untuk mengikuti karnaval budaya di Kabupaten Manokwari dengan menggunakan pakaian adat tenun yang biasanya menjadi alat mahar untuk pernikahan.
Selain pakaian adat, ia juga menggantung kalung yang terbuat dari butiran manik-manik di lehernya. Soal kalung manik-manik, Yosephus menyebut dulunya para orangtua menggunakannya sebagai nilai tukar barang atau barter.
"Pertukarannya tergantung kesepakatan yang terjadi antara peminat dan pemilik barang yang ingin diajak bertukar," jelasnya.
Bagi Yosephus, karnaval budaya seharusnya bisa berjalan tanpa menunggu momentum seperti Hari Kemerdekaan melainkan hadir dalam kegiatan sejenis yang tetap ditujukan untuk mempertemukan semua budaya Nusantara dalam satu wadah.
Kegiatan karnaval budaya yang berjalan satu hari itu tetap dinilai penting oleh Yosephus. Karena menurutnya, generasi muda yang berjarak dengan kehadiran teknologi perlu dikenalkan kembali dengan kebudayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id