Surabaya: Sebanyak 41.384 tenaga kerja di Jawa Timur, mendadak menganggur akibat pandemi covid-19. Puluhan ribu pekerja dari ratusan perusahaan itu terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan.
"Jumlah itu yang melapor ke kita dan yang tidak melapor bisa jadi lebih banyak," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo, Rabu, 17 Maret 2021.
Ia menjelaskan adanya PHK yang begitu masif selama pandemi covid-19 harus diantisipasi bersama. Sebab sedikitnya 31 perusahaan di Jatim, melakukan PHK terhadap karyawannya.
Menurut Himawan, banyaknya gelombang PHK juga disebabkan banyak toko atau industri yang berhenti beroperasi atau tutup, terdampak pandemi covid-19. Padahal karyawannya berjumlah ratusan bahkan ribuan.
Baca juga: 112 Ribu Lansia di Tangsel Mulai Divaksin Besok
"Kami harap ada partisipasi aktif dari Disnaker di daerah untuk turut menanggulangi gelombang PHK akibat pandemi covid-19. Kami juga terus mendata tenaga kerja yang terdampak pandemi covid-19," terangnya.
Sementara itu, lanjut dia, jumlah tenaga kerja yang di-PHK sebanyak 7.246 orang sedangkan yang dirumahkan berjumlah 34.138 orang dari 608 perusahaan. Mereka kini juga tengah menanti adanya lapangan kerja baru.
"Tentu ini menambah jumlah pengangguran. Bahkan bisa juga menimbulkan masalah sosial," ujarnya.
Untuk mengatasi pengangguran, imbuh Himawan, dibutuhkan pembukaan lapangan kerja secara besar-besaran. Namun yang bisa dilakukan oleh Disnaker hanya memberikan pelatihan, untuk peningkatan keterampilan pekerja.
"Bagi mereka yang terkena (PHK), ketika diberi pelatihan skill baru yang berbeda dengan bidang pekerjaan sebelumnya, cenderung susah. Kalau tenaga kerja baru lebih mudah," jelasnya.
Surabaya: Sebanyak 41.384 tenaga kerja di Jawa Timur, mendadak menganggur akibat pandemi covid-19. Puluhan ribu pekerja dari ratusan perusahaan itu terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan.
"Jumlah itu yang melapor ke kita dan yang tidak melapor bisa jadi lebih banyak," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo, Rabu, 17 Maret 2021.
Ia menjelaskan adanya PHK yang begitu masif selama pandemi covid-19 harus diantisipasi bersama. Sebab sedikitnya 31 perusahaan di Jatim, melakukan PHK terhadap karyawannya.
Menurut Himawan, banyaknya gelombang PHK juga disebabkan banyak toko atau industri yang berhenti beroperasi atau tutup, terdampak pandemi covid-19. Padahal karyawannya berjumlah ratusan bahkan ribuan.
Baca juga:
112 Ribu Lansia di Tangsel Mulai Divaksin Besok
"Kami harap ada partisipasi aktif dari Disnaker di daerah untuk turut menanggulangi gelombang PHK akibat pandemi covid-19. Kami juga terus mendata tenaga kerja yang terdampak pandemi covid-19," terangnya.
Sementara itu, lanjut dia, jumlah tenaga kerja yang di-PHK sebanyak
7.246 orang sedangkan yang dirumahkan berjumlah 34.138 orang dari 608 perusahaan. Mereka kini juga tengah menanti adanya lapangan kerja baru.
"Tentu ini menambah jumlah pengangguran. Bahkan bisa juga menimbulkan masalah sosial," ujarnya.
Untuk mengatasi pengangguran, imbuh Himawan, dibutuhkan pembukaan lapangan kerja secara besar-besaran. Namun yang bisa dilakukan oleh Disnaker hanya memberikan pelatihan, untuk peningkatan keterampilan pekerja.
"Bagi mereka yang terkena (PHK), ketika diberi pelatihan skill baru yang berbeda dengan bidang pekerjaan sebelumnya, cenderung susah. Kalau tenaga kerja baru lebih mudah," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
