Lebak, Banten: Masyarakat Kabupaten Lebak, Banten, siap siaga bencana. Lantaran curah hujan di daerah itu berlangsung dengan intensitas rendah dan sedang.
"Kita sejak Senin malam, 1 Februari malam bersama warga meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana alam," kata Parja, 60, warga Desa Sidomanik, Kabupaten Lebak, Selasa, 2 Februari 2021.
Masyarakat di lokasi bencana alam di Kampung Jampang, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, siap siaga dengan berkumpul di posko setempat. Mereka warga korban pergerakan tanah.
Selama ini, masyarakat merasa ketakutan jika cuaca buruk terjadi malam hari. Warga khawatir bencana menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka. Sebab, kata dia, pekan lalu tercatat sebanyak 41 rumah rusak berat dan delapan di antaranya roboh.
Baca: Tanah Bergerak Masih Ancam Warga Ciamis
"Beruntung, bencana itu tidak mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka," jelasnya.
Marawi, 50, warga lainnya, mengaku dirinya dan anggota keluarga tidak berani tidur di dalam rumah. Karena kondisi kediamannya sama sekali tidak layak dihuni.
Sebagian besar bangunan rumah yang terdampak pergerakan tanah retak di bagian dinding retak. Selain itu dinding rumah juga berlubang.
"Kami dan keluarga lebih memilih tinggal di luar rumah karena curah hujan masih berlangsung dengan intensitas sedang," katanya.
Baca: Permukiman Warga Brebes Terdampak Tanah Bergerak Akan Direlokasi
Begitu juga warga lainnya, Surya, 50, mengatakan warga dipastikan meningkatkan kesiapsiagaan. Agar tidak menimbulkan korban jiwa akibat pergerakan tanah.
"Warga di sini jika malam hari terdengar suara keras dipastikan berhamburan ke luar rumah," katanya.
Sementara itu, Plh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, mengajak masyarakat di lokasi bencana pergerakan tanah untuk meningkatkan kewaspadaan saat malam hari. Hal itu untuk mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami akan mendirikan tenda posko di lokasi bencana pergerakan tanah di Desa Sidomanik itu," katanya.
Lebak, Banten: Masyarakat Kabupaten Lebak, Banten, siap siaga
bencana. Lantaran curah hujan di daerah itu berlangsung dengan intensitas rendah dan sedang.
"Kita sejak Senin malam, 1 Februari malam bersama warga meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana alam," kata Parja, 60, warga Desa Sidomanik, Kabupaten Lebak, Selasa, 2 Februari 2021.
Masyarakat di lokasi bencana alam di Kampung Jampang, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, siap siaga dengan berkumpul di posko setempat. Mereka warga korban pergerakan tanah.
Selama ini, masyarakat merasa ketakutan jika cuaca buruk terjadi malam hari. Warga khawatir bencana menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka. Sebab, kata dia, pekan lalu tercatat sebanyak 41 rumah rusak berat dan delapan di antaranya roboh.
Baca: Tanah Bergerak Masih Ancam Warga Ciamis
"Beruntung, bencana itu tidak mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka," jelasnya.
Marawi, 50, warga lainnya, mengaku dirinya dan anggota keluarga tidak berani tidur di dalam rumah. Karena kondisi kediamannya sama sekali tidak layak dihuni.
Sebagian besar bangunan rumah yang terdampak pergerakan tanah retak di bagian dinding retak. Selain itu dinding rumah juga berlubang.
"Kami dan keluarga lebih memilih tinggal di luar rumah karena curah hujan masih berlangsung dengan intensitas sedang," katanya.
Baca: Permukiman Warga Brebes Terdampak Tanah Bergerak Akan Direlokasi
Begitu juga warga lainnya, Surya, 50, mengatakan warga dipastikan meningkatkan kesiapsiagaan. Agar tidak menimbulkan korban jiwa akibat pergerakan tanah.
"Warga di sini jika malam hari terdengar suara keras dipastikan berhamburan ke luar rumah," katanya.
Sementara itu, Plh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, mengajak masyarakat di lokasi bencana pergerakan tanah untuk meningkatkan kewaspadaan saat malam hari. Hal itu untuk mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami akan mendirikan tenda posko di lokasi bencana pergerakan tanah di Desa Sidomanik itu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)