Yogyakarta: Selama sepekan terakhir sejak Jumat, 5 April 2024 hingga Kamis, 11 April 2024 terjadi 103 kali guguran lava dari puncak kawah Gunung Merapi mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter dari puncak. Selain guguran lava, juga terjadi satu kali awan panas guguran yang mengarah ke barat daya atau ke hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.100 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santosa, mengatakan akibat tingginya aktivitas vulkanik yang berupa awan panas guguran dan guguran lava, menyebabkan terjadinya perubahan morfologi kubah lava.
"Berdasarkan analisis foto udara, kubah lava tengah saat ini sebesar 2.358.200 meter kubik dan kubah lava barat daya 2.054.600 meter kubik," kata Agus Budi Santosa dalam keterangan pers, Sabtu, 13 April 2024.
Dia menjelaskan dalam seminggu terakhir, Pos Pengamatan Gunungapi Merapi di Babadan, Magelang, mencatat terjadinya asap kawah yang membubung tinggi hingga 170 meter dari puncak. Asap ini ketebalannya tipis dan dengan tekanan lemah hingga sedang.
Menurut Agus BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadinya 875 kali gempa yang terdiri dari satu kali gempa awanpanas guguran, 75 kali gempa vulkanik dangkal, 14 kali gempa frekuensi rendah, 425 kali gempa guguran dan 17 kali gempa tektonik.
Dilaporkan pula terjadinya hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 62 milimeter/jam selama 220 menit di Pos Kaliurang pada Kamis (11/4) lalu.
"Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ungkapnya.
Dari analisis terhadap aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif, status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
Yogyakarta: Selama sepekan terakhir sejak Jumat, 5 April 2024 hingga Kamis, 11 April 2024 terjadi 103 kali guguran lava dari puncak kawah
Gunung Merapi mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter dari puncak. Selain guguran lava, juga terjadi satu kali awan panas guguran yang mengarah ke barat daya atau ke hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.100 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santosa, mengatakan akibat tingginya aktivitas vulkanik yang berupa awan panas guguran dan guguran lava, menyebabkan terjadinya perubahan morfologi kubah lava.
"Berdasarkan analisis foto udara, kubah lava tengah saat ini sebesar 2.358.200 meter kubik dan kubah lava barat daya 2.054.600 meter kubik," kata Agus Budi Santosa dalam keterangan pers, Sabtu, 13 April 2024.
Dia menjelaskan dalam seminggu terakhir, Pos Pengamatan Gunungapi Merapi di Babadan, Magelang, mencatat terjadinya asap kawah yang membubung tinggi hingga 170 meter dari puncak. Asap ini ketebalannya tipis dan dengan tekanan lemah hingga sedang.
Menurut Agus BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadinya 875 kali gempa yang terdiri dari satu kali gempa awanpanas guguran, 75 kali gempa vulkanik dangkal, 14 kali gempa frekuensi rendah, 425 kali gempa guguran dan 17 kali gempa tektonik.
Dilaporkan pula terjadinya hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 62 milimeter/jam selama 220 menit di Pos Kaliurang pada Kamis (11/4) lalu.
"Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ungkapnya.
Dari analisis terhadap aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif, status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)