Jakarta: Data Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Bandung mencatat 5.800 warga terinfeksi HIV/AIDS sepanjang 1991-2021. Ratusan mahasiswi di Bandung terdata terinfeksi HIV AIDS, setara 31 persen total pasien terjangkit.
Dokter imunologi, Haridana Indah Setiawati Mahdi, kasus orang yang terinfeksi HIV/AIDS terus merangkak naik. Namun, informasi dan pencegahan penyebaran virus yang menyerang imunitas tubuh ini tenggelam akibat covid-19.
“Memang karena ada kejadian covid-19, HIV/AIDS ini jadi yang nomor dua. Padahal sebenarnya kasusnya semakin lama semakin banyak,” kata Haridana dalam tayangan Newsline di Metro TV Kamis, 1 September 2022.
Seseorang yang baru terinfeksi HIV/AIDS tidak akan menunjukkan gejala tertentu. Butuh waktu belasan tahun hingga gejala infeksi HIV/AIDS terlihat.
Berikut adalah tanda dan gejala awal HIV AIDS :
Demam
Sakit kepala
Kelelahan
Ruam
Pembengkakan kelenjar getah bening
Nyeri sendi atau otot
Sakit Tenggorokan
Pemeriksaan dan penanganan HIV AIDS
Diperlukan pemeriksaan kesehatan lanjutan untuk mengetahui seseorang terinfeksi HIV/AIDS atau tidak. Pemerintah Indonesia mewajibkan pasangan muda yang ingin menikah untuk melaksanakan tes kesehatan Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS di puskesmas atau rumah sakit.
Ibu rumah tangga (IRT) yang terpapar HIV/AIDS dan sedang mengandung diwajibkan berobat ke dokter untuk diberikan Terapi Antiretroviral (ART) sejak dini. Terapi ini untuk mencegah penularan virus ke janin selama masa kehamilan dan menyusui.
Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Namun, jumlah virus tersebut dalam tubuh bisa ditekan jumlahnya dengan mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV) secara rutin seumur hidup.
Obat ARV ini disediakan pemerintah gratis dan bisa didapatkan di puskesmas.
HIV/AIDS tidak bisa menular dengan mudah melalui udara, kontak fisik, air liur, keringat, air mata, atau pun gigitan nyamuk. Seseorang bisa mengidap penyakit HIV AIDS jika melakukan hubungan intim berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Orang yang bergantian menggunakan jarum suntik, transfusi darah, dan seks oral juga berisiko terpapar HIV/AIDS (Tamara Pramesti Adha Cahyani)
Jakarta: Data Komisi Penanggulangan
HIV/AIDS (KPA) Kota Bandung mencatat 5.800 warga terinfeksi HIV/AIDS sepanjang 1991-2021. Ratusan mahasiswi di Bandung terdata terinfeksi HIV AIDS, setara 31 persen total pasien terjangkit.
Dokter imunologi, Haridana Indah Setiawati Mahdi, kasus orang yang terinfeksi
HIV/AIDS terus merangkak naik. Namun, informasi dan pencegahan penyebaran virus yang menyerang imunitas tubuh ini tenggelam akibat covid-19.
“Memang karena ada kejadian covid-19, HIV/AIDS ini jadi yang nomor dua. Padahal sebenarnya kasusnya semakin lama semakin banyak,” kata Haridana dalam tayangan
Newsline di
Metro TV Kamis, 1 September 2022.
Seseorang yang baru terinfeksi HIV/AIDS tidak akan menunjukkan gejala tertentu. Butuh waktu belasan tahun hingga gejala infeksi HIV/AIDS terlihat.
Berikut adalah tanda dan gejala awal HIV AIDS :
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Ruam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Nyeri sendi atau otot
- Sakit Tenggorokan
Pemeriksaan dan penanganan HIV AIDS
Diperlukan pemeriksaan kesehatan lanjutan untuk mengetahui seseorang terinfeksi HIV/AIDS atau tidak. Pemerintah Indonesia mewajibkan pasangan muda yang ingin menikah untuk melaksanakan tes kesehatan Hepatitis B, Hepatitis C, dan
HIV/AIDS di puskesmas atau rumah sakit.
Ibu rumah tangga (IRT) yang terpapar HIV/AIDS dan sedang mengandung diwajibkan berobat ke dokter untuk diberikan Terapi Antiretroviral (ART) sejak dini. Terapi ini untuk mencegah penularan virus ke janin selama masa kehamilan dan menyusui.
Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Namun, jumlah virus tersebut dalam tubuh bisa ditekan jumlahnya dengan mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV) secara rutin seumur hidup.
Obat ARV ini disediakan pemerintah gratis dan bisa didapatkan di puskesmas.
HIV/AIDS tidak bisa menular dengan mudah melalui udara, kontak fisik, air liur, keringat, air mata, atau pun gigitan nyamuk. Seseorang bisa mengidap penyakit HIV AIDS jika melakukan hubungan intim berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Orang yang bergantian menggunakan jarum suntik, transfusi darah, dan seks oral juga berisiko terpapar HIV/AIDS
(Tamara Pramesti Adha Cahyani) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)