Ilustrasi (Pexels/Deon Black)
Ilustrasi (Pexels/Deon Black)

Cegah HIV/AIDS di Jabar, Kemenkes Alokasikan 425.808 Kondom

Media Indonesia • 01 September 2022 12:33
Bandung: Guna mencegah penularan kasus HIV/AIDS di Provinsi Jawa Barat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengalokasikan kondom sebanyak 425.808 buah. Jumlah tersebut dibagikan ke kabupaten/kota di Jabar.
 
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, sejak Januari-Juni 2022, dari 341.643 orang yang dites HIV, 3.744 orang di antaranya dinyatakan positif. Dan daerah penyumbang pasien terbanyak adalah Kota Bandung dengan jumlah 410 orang.
 
"Pembagian kondom ke kabupaten/kota merupakan salah satu intervensi perubahan perilaku agar pencegahan HIV tidak meluas dan memutus mata rantai penularan HIV dan IMS. Jadi, yang tadinya tidak menggunakan kondom jadi menggunakan kondom," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi di Bandung Kamis, 1 September 2022.

Menurut Ryan, kondom merupakan alternatif selanjutnya atau terakhir bila skema A dan B tidak dapat dilakukan sebagai pencegahan kecuali pada kasus tertentu tetap harus pakai kondom. Selain penggunaan kondom, Dinkes Jabar juga terus melakukan berbagai upaya dalam pencegahan HIV/AIDS.
 
Baca: Sebut Poligami Mencegah HIV/AIDS, Wagub Jabar Minta Maaf

Di antaranya melakukan penyuluhan, sosialisasi, informasi, edukasi kepada masyarakat luas, pelajar, mahasiswa terkait pencegahan HIV AIDS dan IMS dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat melalui media sosial dan media lainnya.
 
"Distribusi kasus HIV berdasarkan data Januari hingga Juni 2022 di Jabar, sebesar 74 persen atau Sebagian besar adalah Laki-laki. Di mana, 70 persen berasal dari kelompok umur 20-49 tahun. Pada 2021 dan 2022, tercatat adanya bayi yang lahir dengan HIV akibat tertular dari ibunya," jelasnya.
 
Sedangkan distribusi kasus AIDS, lanjut Ryan, berdasarkan data Januari hingga Juni 2022, sebesar 82 persen atau mayoritas adalah laki-laki, 40 persen berasal dari kelompok umur 20-29 tahun, sebagian besar atau 16 persen adalah wirausaha.
 
Sementara orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) yang mulai melakukan antiretroviral (ART) yang merupakan pengobatan infeksi HIV dengan beberapa obat di Jabar sejumlah 2.850.
 
Kepala Dinas Kesehatan Jabar, R Nina Susana Dewi mengatakan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Jabar, di antaranya melakukan skrining dini tes HIV pada populasi kunci (WPS, LSL, waria, penasun), ibu hamil pasien TB, warga binaan pemasyarakatan (WBP) di layanan mau pun secara mobile.
 
"Melakukan skrining atau deteksi dini pada calon pengantin , ibu hamil, populasi kunci dan melakukan treatmen pemberian obat ARV (Anti Retro Virus) pada orang yang didiagnosa HIV positif adalah beberapa yang telah kami lakukan dalam mencegah HIV," terangnya.
 
Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran ibu hamil yang dites HIV, sifilis dan hepatitis B untuk eliminasi pada bayi baru lahir dari ibu yang positif HIV, sifilis dan hepatitis B dan melakukan pemantauan desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten/ kota.
 
"Kita telah mewajibkan ibu hamil trimester pertama yang mengunjungi faskes untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Tes HIV atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling (TIPK) kepada ibu hami untuk melakukan tes sifilis, HIV dan hepatitis B dalam rangka mencapai triple
eliminasi di Jabar," bebernya.
 
Dinkes Jabar dibantu dengan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Jabar ucap Nina, telah melakuan upaya pencegahan HIV-AIDS dengan malekukan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jabar Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
 
"Penanggulangan lintas sektoral melalui KPA Jabar turut dilakukan dalam penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan Kepgub Nomor 443.2 tentang Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS Provinsi Jabar. Edukasi HIV bagi siswa SMP/SMA oleh Disdik Jabar salah satunya sebagai upaya promotif dan preventif penanggulangan HIV-AIDS," tambahnya.
 
Dalam mencegah penyakit HIV/AIDS, dapat dilakukan dengan skema ABCDE, sesuai Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS pasal 14 ayat 1 di antaranya: 
  1. A : Abstinen (puasa) tidak melalukan hubungan seksual sebelum menikah.
  2. B : Be faithful (setia) pada 1 pasangan seksual (menikah). Jika A dan B tidak bisa dicegah maka, dengan skema C
  3. C : Condom (kondom) menggunakan kondom dalam melakukan hubungan seks karena kondom senjata untuk tidak tertular HIV dan IMS. Kemudian,
  4. D: Drug (tidak menggunakan obat-obataan atau narkoba) karena jika menggunakan Napza akan
  5. terpengaruh untuk melakukan hubungan seks dan penularan dari jarum suntik (penasun: pengguna narkoba suntik). T
  6. E : Meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi termasuk mengobati IMS sedini mungkin (Education)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan