Ilustrasi Medcom.id
Ilustrasi Medcom.id

Wabah Demam Berdarah di Jawa Timur Tembus 1.000 Kasus Lebih

MetroTV • 28 Januari 2022 11:11
Surabaya: Masyarakat Jawa Timur diminta lebih waspada terhadap sebaran demam berdarah dengue (DBD), meski saat ini terfokus pada pencegahan covid-19 varian Omicron. Sebab, angka pasien DBD meningkat drastis hingga 1.220 orang, 21 di antaranya meninggal.
 
"Lonjakan ini meningkat hampir 100 persen dibanding Januari tahun lalu, di mana angkanya saat itu 668 kasus. Kita harus berbagi perhatian, jika merasakan demam, jangan hanya memikirkan covid, tetapi juga DBD, karena sebagian besar gejalanya berawal dari badan panas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, Kamis 27 Januari 2022.
 
Erwin merinci, dari 1.220 kasus, sebaran DBD terbanyak berasal dari wilayah Bojonegoro, Nganjuk, Ponorogo, Malang, dan Tuban. Sementara kematian tertinggi akibat gigitan nyamuk loreng itu juga ada di Bojonegoro, Nganjuk, dan Pamekasan.

Meski trennya melonjak tinggi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur masih belum mengeluarkan status kejadian luar biasa (KLB) pada kasus DBD. Namun, pihaknya meminta seluruh kalangan di daerah Jatim lebih antisipatif supaya kasus DBD tidak sampai membludak.
 
"Secara prinsip mengenai KLB akan kita hitung ulang, tapi bagi kami, aware ini sudah harus disampaikan ke semua kalangan. Saat ini masyarakat dan tenaga medis bisa mencurigai seseorang terjangkit DBD jika bergejala demam," jelas Erwin.
 
Baca: 112 Warga Bojonegoro Terpapar Demam Berdarah, 2 Anak Meninggal
 
Hingga saat ini Dinkes Jatim, kata Erwin, sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan DBD. Seperti meningkatkan peran masyarakat dalam pesan 3M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air dan Mendaur ulang barang bekas), hingga promosi kesehatan melalui berbagai media.
 
Sebelumnya, per 20 Januari Dinkes Jatim sudah menerbitkan Surat Edaran Nomor 443.23/1261/102.3/2022 tentang Kasus DBD di Jatim. Salah satu poinnya adalah persiapan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di seluruh daerah dalam upaya kewaspadaan DBD. Fasyankes diminta melaporkan kasus DBD ke dinkes daerah dalam kurun waktu 1 x 24 jam. Agar segera dimulai penyelidikan epidemiologi.
 
Berdasarkan catatan, DBD masih jadi momok penyakit membahayakan bagi warga Jatim. Tahun lalu, misalnya, ada 5.961 orang yang terinfeksi. 67 orang diantaranya dinyatakan meninggal. (Narendra Wisnu Karisma)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan