Pasaman Barat: Dinas Perikanan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, menyatakan air Sungai Batang Lubuk Landur di daerah itu tidak mengandung belerang yang menyebabkan ikan mati.
"Setelah dilakukan pengecekan ikan yang mati itu disebabkan oleh terganggunya pernafasan ikan oleh lumpur yang mengalir dari hulu sungai," kata Plt Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus, di Simpang Empat, Pasaman Barat, Rabu, 2 Maret 2022.
Menurutnya, setelah dilakukan pengecekan kualitas air oleh tim Dinas Perikanan Pasaman Barat di sungai tersebut tidak ditemukan unsur belerang.
Untuk kualitas air, oksigennya normal, Power of Hydrogen (PH) air juga normal dan amoniak juga normal.
"Berdasarkan temuan tersebut tim menyimpulkan bahwa tidak ada unsur belerang dalam kasus ikan mati tersebut," sebutnya.
Baca juga: 3 Ton Ikan Larangan Lubuk Landur Pasaman Barat Mati
Pada Selasa, 1 Maret 2022, sekitar tiga ton ikan larangan Lubuk Landur Kecamatan Pasaman mati diduga akibat banyaknya lumpur mengaliri sungai itu sejak Senin malam, 28 Februari 2022.
Ada sekitar tiga ton ikan jenis garing mati karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai. Akibatnya insang ikan terganggu oleh air yang dipenuhi oleh lumpur.
Penyebabnya karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai sehingga menyebabkan insang ikan terganggu oleh air yang penuh lumpur.
"Ikan yang mati langsung dikuburkan sedangkan ikan yang masih hidup dipindahkan ke tempat yang aman," katanya.
Pihaknya melakukan pemindahan ikan ke anak sungai yang mengalir dekat Surau Lubuk Landur itu.
"Kami berharap ikan yang masih ada di sungai bisa bertahan," harapnya.
Bupati Pasaman Barat Hamsuardi juga telah datang ke lokasi melihat ikan yang mati dan memberikan arahan agar yang masih hidup diselamatkan.
Sebab, ikan larangan Lubuk Landur merupakan ikon wisata religi Buya Surau Lubuk Landur yang ramai dikunjungi masyarakat.
Pasaman Barat: Dinas Perikanan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, menyatakan air Sungai Batang Lubuk Landur di daerah itu
tidak mengandung belerang yang menyebabkan ikan mati.
"Setelah dilakukan pengecekan ikan yang mati itu disebabkan oleh terganggunya pernafasan ikan oleh lumpur yang mengalir dari hulu sungai," kata Plt Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus, di Simpang Empat, Pasaman Barat, Rabu, 2 Maret 2022.
Menurutnya, setelah dilakukan pengecekan kualitas air oleh tim Dinas Perikanan Pasaman Barat di sungai tersebut tidak ditemukan unsur belerang.
Untuk kualitas air, oksigennya normal, Power of Hydrogen (PH) air juga normal dan amoniak juga normal.
"Berdasarkan temuan tersebut tim menyimpulkan bahwa tidak ada unsur belerang dalam kasus ikan mati tersebut," sebutnya.
Baca juga:
3 Ton Ikan Larangan Lubuk Landur Pasaman Barat Mati
Pada Selasa, 1 Maret 2022, sekitar tiga ton ikan larangan Lubuk Landur Kecamatan Pasaman mati diduga akibat banyaknya lumpur mengaliri sungai itu sejak Senin malam, 28 Februari 2022.
Ada sekitar tiga ton ikan jenis garing mati karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai. Akibatnya insang ikan terganggu oleh air yang dipenuhi oleh lumpur.
Penyebabnya karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai sehingga menyebabkan insang ikan terganggu oleh air yang penuh lumpur.
"Ikan yang mati langsung dikuburkan sedangkan ikan yang masih hidup dipindahkan ke tempat yang aman," katanya.
Pihaknya melakukan pemindahan ikan ke anak sungai yang mengalir dekat Surau Lubuk Landur itu.
"Kami berharap ikan yang masih ada di sungai bisa bertahan," harapnya.
Bupati Pasaman Barat Hamsuardi juga telah datang ke lokasi melihat ikan yang mati dan memberikan arahan agar yang masih hidup diselamatkan.
Sebab, ikan larangan Lubuk Landur merupakan ikon wisata religi Buya Surau Lubuk Landur yang ramai dikunjungi masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)