Mahasiswi di Bali Diperkosa Tukang Pijat, Pelaku Ditangkap Polisi

Jakarta: Seorang mahasiswi berinisial PPS, 22, diperkosa di sebuah ruko Pijat Refleksi di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Pelaku yang merupakan tukang pijat ditangkap oleh polisi.    Kepolisian Polres Badung menangkap pria berinisial S, 23, setelah diduga memperkosa seorang mahasiswi di tempat pijat refleksi miliknya. Ia mengaku nekat memperkosa PPS karena merasa terangsang saat memijat tubuh korban.    “Modusnya, pelaku memijat tubuh korban hingga terangsang kemudian pelaku memaksa menyetubuhi korban. Pelaku bekerja sendirian,” beber Kasat Reskrim Polres Badung, AKP Aris Setiyanto.    Kronologi Kejadian Mulanya, korban diminta ibunya ke apotek untuk membeli obat. Apotek yang ia kunjungi berada di lantai satu ruko, sementara tempat pijat pelaku berada di lantai dua. Korban yang sedang sakit kaki lantas mengunjungi tempat pijat tersebut.    “(Korban tahu pijat refleksi itu) karena cari di Google. Saat disuruh ibunya beli obat sekalian ke sana," ujar Aris.   Ketika sampai di TKP, korban mengeluhkan kakinya sakit kepada pelaku. Pelaku lantas membawa korban ke tempat pijatnya, lalu meminta korban membuka baju dan celana seperti pijat biasanya.    Pelaku juga meminta korban membuka baju dalamannya, sebelum menutupi tubuh korban dengan kain. Nahas saat memijat korban, pelaku merasa terangsang dan menyetubuhi korban secara paksa.     Korban mengaku tidak bisa melawan karena takut. Pasalnya, di tempat itu hanya ada korban dan pelaku saja. Pelaku baru melapor kepada orang tuanya sepulangnya dari TKP. Pelaku bersama orang tua lalu melaporkan kelakuan bejat pelaku ke Polres Badung.   "Tim langsung melaksanakan penyelidikan sehingga hari itu juga kita bisa mengungkap pelaku," kata dia.   Pidana Penjara Maksimal 4 Tahun Diketahui, pelaku sudah membuka tempat pijat refleksi itu selama hampir empat bulan. Ini merupakan pertama kalinya pelaku melakukan aksi bejat tersebut.    Akibat kelakuannya, pelaku dijerat Pasal  6, huruf a, Undang-undang RI, Nomor 12, Tahun 2022 atau Pasal 286 KUHP dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.