Banjir di Desa Dorang Jepara, ketinggian air mencapai 100 sentimeter. Medcom.id/ Rhobi Shani.
Banjir di Desa Dorang Jepara, ketinggian air mencapai 100 sentimeter. Medcom.id/ Rhobi Shani.

Total 65.109 Warga Demak Terdampak Banjir

Rhobi Shani • 16 Maret 2024 20:14
Demak: Sebanyak 65.109 jiwa warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah menjadi korban banjir sejak Rabu, 13 Maret 2024. Hingga kini banjir masih merendam wilayah permukiman warga.
 
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan warga yang terdampak banjir tersebar di delapan kecamatan. Yaitu Kecamatan Demak Kota, Sayung, Mranggen, Karangawen, Dempet, Guntur, Wonosalam, dan Karanganyar.
 
“Jumlah desanya ada 44 desa yang tergenang,” ujar Agus, Sabtu, 16 Maret 2024.

Sampai saat ini warga terdampak banjir yang mengungsi sebanyak 2.163 jiwa. Mereka tersebar di 19 lokasi pengungsian. Selain mengungsi ke pengungsian, tak sedikit warga yang mengungsi ke rumah kerabat atau saudara. Warga yang masih bertahan di tengah genangan di rumahnya masing-masing juga tak sedikit.
 
“Kebutuhan mendesak saat ini sembako, nasi bungkus, makanan kering, tikar dan slimut, kebutuhan anak-anak dan ibu-ibu, juga obat nyamuk oles,” kata Agus.
 
Baca: 3.134 Warga Desa Dorang Jepara Terdampak Banjir

Seorang warga Desa Sriwulan Kecamatan Sayung, Nurul Indah, mengatakan sampai saat ini masih tetap bertahan di rumahnya. Dia enggan mengungsi meski air banjir masuk ke dalam rumah. Aktivitas sehari-hari dilakukan di tengah genangan.
 
“Kemana-mana banjir. Di rumah saja malah bisa sambil bersih-bersih,” kata Nurul.
 
Seperti diketahui, banjir yang terjadi di Kota Wali ini tak hanya merendam rumah-rumah warga, namun juga merendam 30 sekolahan dan 73 sarana ibadah. Serta 10 fasilitas kesehatan dan 10 sarana kantor. Tak hanya itu, banjir juga merendam 1.100 hektare sawah.
 
Banjir yang terjadi di Desa Dorang Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara disebabkan tingginya debit sungai Serang Welahan Drainase (SWD) I dan II. Serta banjir kiriman dari wilayah Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
 
Kepala Pelaksana Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Nor Isdiyanto, mengatakan hasil pantauan pihaknya di wilayah Kaliwungu Kabupaten Kudus, air yang menggenangi area persawahan dan permukiman masih tinggi. Tak pelak, kondisi itu dapat membuat ketinggian air yang merendam wilayah permukiman di Desa Dorang bertambah naik.
 
“Banjir ini bukan dari tanggul (jebol), tapi kiriman dari (desa) Blimbing. Tadi saya juga memantau di Kaliwungu untuk memperkirakan di sini (Dorang) banjirnya akan berapa lama. Ternyata di sana (Kaliwungu) sawah-sawah masih banyak yang tergenang,” ujar Arwin, Sabtu, 16 Maret 2024.
 
Banjir di Desa Dorang sejak Kamis, 14 Maret 2024, namun saat itu hanya merendam area perswahan. Kemudian, esok harinya mulai masuk ke permukiman warga. Namun, banjir hanya menggenangi jalan desa belum masuk ke rumah-rumah warga.
 
Salah satu warga, Heri Kiswanto, mengatakan banjir kali ini tidak seperti tahun lalu. Penambahan air pada banjir kali ini sangat cepat. Kurang dari sehari, ketinggian air di wilayah permukiman sudah mencapai 100 sentimeter.
 
“Baru tadi pagi masuk rumah. Banjir ini paling cepat, dulu itu dua tiga hari baru satu meter. Ini sehari sudah sampai satu meter,” kata Heri.
 
Kepala Desa Dorang, Arief Soepratiknjo, menyampaikan banjir yang menggenang di wilayah permukiman baru bisa surut setelah debit air sungai SWD I dan II turun. Selama debit air di dua sungai tersebut belum turun, air di wilayah permukiman tak dapat dialirkan.
 
“Banjir ini kan limpasan dari SWD I dan dari timur (Kudus), karena air di SWD I dan II ini masih tinggi, air (banjir) menggenang di permukiman tidak bisa keluar,” terang Arief.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan