Subkoordinator Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Munadji, mengatakan banjir yang disebabkan luapan sungai ini terjadi di delapan desa di kecamatan, yaitu Kecamatan Jati, Undaan, dan Mejobo.
“Kecamatan Jati banjir di Desa Jati Wetan, Tanjungkarang, dan Jetis Kapuan. Untuk persawahan ada di Desa Jati Wetan dan Tanjungkarang. Total yang terendam banjir di dua desa ini 62 hektare,” ujar Munadji, Sabtu, 25 Februari 2023.
Area persawahan di Kecamatan Undaan yang terendam banjir seluas 1.002 hektare. Rinciannya, di Desa Ngemplak seluas 388 hektare dan di Desa Karangrowo seluas 434 hektare. Kemudian di Desa Undaan Lor seluas 180 hektare.
Baca juga: Ratusan Rumah di Pati Jateng Terendam Banjir |
“Kalau di Kecamatan Mejobo banjir hanya di dua desa, yaitu Payaman dan Golantepus. Area persawahan yang terendam 49 hekatare,” kata Munadji.
Akibat banjir yang melanda Kota Kretek, total area persawahan yang terendam seluas 1.113 hektare. Kemudian warga terdampak sebanyak 4.010 kepala keluarga. Lalu rumah yang tergenang sebanyak 5.74 kepala keluarga.
“Kami bersama Jajaran terkait sudah berkoordinasi untuk menentukan penanganan selanjutnya,” kata Munadji.
Sementara itu, warga di 8 desa yang terdampak banjir masih enggan mengungsi. Kondisi banjir paling parah terjadi di Desa Jati Wetan. Banjir tak cuma masuk rumah namun juga menggenangi jalan desa.
Baca juga: 6.436 Jiwa Terdampak Banjir di 6 Kecamatan se-Kabupaten Bekasi |
Sulastri, salah satu warga, mengungkapkan, rumahnya tergenang banjir sejak Selasa, 21 Februari, dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter.
"Karena kasurnya tidak sampai tergenang, tidak perlu mengungsi. Dulu mengungsi karena airnya tinggi dan banjirnya lama, dua mingguan baru pulang," ucapnya.
Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto, mengatakan wilayahnya langganan banjir tiap hujan dengan intensitas tinggi. Total sekitar 777 keluarga, namun yang terdampak banjir hanya 150 keluarga.
Untuk mengurangi genangan banjir, ia mengandalkan pintu pembuang air banjir menuju Sungai Wulan. Opsi itu berlaku jika kondisi debit air di Sungai Wulan kurang dari 100 meter kubik per detik.
“Jika lebih, harus mengandalkan mesin pompa pengendali banjir,” jelas Agus.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News