Bantul: Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kesulitan memenuhi keperluan vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) untuk ternak. Penyakit tersebut cukup banyak menjangkiti ternak petani.
"LSD vaksinnya kurang banyak. Pemerintah kami harap bisa cepat mengirimkan vaksin LSD," kata kata Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, saat dihubungi, Minggu, 14 Mei 2023.
Dia mengatakan kebutuhan vaksin LSD masih kurang banyak. Pasalnya lebih dari 500 ternak terjangkiti penyakit dengan sebutan lato-lato itu.
Di sisi lain, penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak separah LSD. Ia menjelaskan sebagian besar ternak sudah divaksin PMK.
"Terbak besar sudah divaksin PMK. Ternak yang belum divaksin PMK seperti kambing dan domba," jelasnya.
Joko menyatakan jajarannya terus mengawasi penyebaran PSD maupun PMK. Pasalnya, Bantul menjadi wilayah penyuplai terbanyak kebutuhan daging di DIY.
"Di Bantul, pemotongan kambing untuk kuliner mencapai 800 ekor per hari. Di Bantuk juga ada 30an tempat jagal sapi dan ternak-ternak yang dipotong," ungkapnya.
Ia menegaskan berupaya menjaga konsistensi sosialisasi ancaman dan bahaya penyakit hewan, khusus bagi petani atau peternak. Selain vaksinasi, ia menyebut upaya pencegahan dan pengobatan jadi bagian penting menjaga kesehatan ternak.
"Makanya kami masih all out mengawasi lalu lintas ternak masuk, rerutama yang masuk ke Bantul. Baik untuk dipotong harian maupun persiapan Iduladha maupun yang akan dipelihara," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Bantul: Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), kesulitan memenuhi keperluan vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) untuk
ternak. Penyakit tersebut cukup banyak menjangkiti ternak
petani.
"LSD vaksinnya kurang banyak. Pemerintah kami harap bisa cepat mengirimkan vaksin LSD," kata kata Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, saat dihubungi, Minggu, 14 Mei 2023.
Dia mengatakan kebutuhan vaksin LSD masih kurang banyak. Pasalnya lebih dari 500 ternak terjangkiti penyakit dengan sebutan lato-lato itu.
Di sisi lain, penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak separah LSD. Ia menjelaskan sebagian besar ternak sudah divaksin PMK.
"Terbak besar sudah divaksin PMK. Ternak yang belum divaksin PMK seperti kambing dan domba," jelasnya.
Joko menyatakan jajarannya terus mengawasi penyebaran PSD maupun PMK. Pasalnya, Bantul menjadi wilayah penyuplai terbanyak kebutuhan daging di DIY.
"Di Bantul, pemotongan kambing untuk kuliner mencapai 800 ekor per hari. Di Bantuk juga ada 30an tempat jagal sapi dan ternak-ternak yang dipotong," ungkapnya.
Ia menegaskan berupaya menjaga konsistensi sosialisasi ancaman dan bahaya penyakit hewan, khusus bagi petani atau peternak. Selain vaksinasi, ia menyebut upaya pencegahan dan pengobatan jadi bagian penting menjaga kesehatan ternak.
"Makanya kami masih all out mengawasi lalu lintas ternak masuk, rerutama yang masuk ke Bantul. Baik untuk dipotong harian maupun persiapan Iduladha maupun yang akan dipelihara," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)