Cianjur: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, bersama meningkatkan operasi yustisi dan razia di perbatasan. Razia dilakukan karena penyekatan yang belum maksimasl akibat larangan mudik terbaru terkesan mendadak.
"Kami lebih meningkatkan operasi yustisi secara acak di berbagai perbatasan di Cianjur, karena masih minimnya persiapan akibat larangan terbaru mudik yang berlaku secara mendadak, sehingga sudah banyak pemudik yang diperkirakan lolos," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman, di Cianjur, Minggu, 25 April 2021.
Baca: SIKM Bakal Diwajibkan di Kota Tangerang
Dia menjelaskan pemerintah daerah belum siap melakukan penyekatan di perbatasan untuk mencegah pemudik yang pulang lebih awal, karena larangan mudik terbaru dinilai terlalu mendadak pada 22 April. Menurutnya Forkopimda Cianjur baru menyiapkan prosedur penjagaan dan penyekatan di perbatasan pada 6 Mei 2021.
Herman mengakui sejak 22 April, di 8 titik perbatasan Cianjur belum ada penjagaan petugas gabungan, karena baru akan dilakukan setelah hasil rapat koordinasi dengan forkopimda digelar, Senin, 26 April 2021. "Untuk sekarang belum ada penjagaan, hanya operasi dan razia yustisi," ungkapnya.
Ketidaksiapan pemerintah daerah, kemungkinan akan membuat banyak calon pemudik yang memanfaatkan situasi dengan mudik lebih awal. "Pastinya banyak yang mudik sekarang ini, memanfaatkan ketidaksiapan di daerah, karena memang perubahannya sangat mendadak," ujarnya.
Sementara Kapolres Cianjur, AKBP Mochamad Rifai, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 700 anggota gabungan untuk melakukan penyekatan di 8 titik pintu masuk menuju Cianjur, mulai dari Puncak, Haurwangi, Gekbrong, Cikalongkulon, Naringgul, Cidaun, Takokak, dan Agrabinta.
"Penyekatan dilakukan untuk mencegah adanya pergerakan massa dari luar kota yang hendak ke Cianjur pada momentum mudik Lebaran. Bagi mereka yang memaksakan diri tanpa surat keterangan akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, sebagai upaya mencegah terjadinya penularan covid-19," ujarnya.
Cianjur: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, bersama meningkatkan operasi yustisi dan razia di
perbatasan. Razia dilakukan karena penyekatan yang belum maksimasl akibat larangan mudik terbaru terkesan mendadak.
"Kami lebih meningkatkan operasi yustisi secara acak di berbagai perbatasan di Cianjur, karena masih minimnya persiapan akibat larangan terbaru mudik yang berlaku secara mendadak, sehingga sudah banyak pemudik yang diperkirakan lolos," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman, di Cianjur, Minggu, 25 April 2021.
Baca:
SIKM Bakal Diwajibkan di Kota Tangerang
Dia menjelaskan pemerintah daerah belum siap melakukan penyekatan di perbatasan untuk mencegah pemudik yang pulang lebih awal, karena larangan mudik terbaru dinilai terlalu mendadak pada 22 April. Menurutnya Forkopimda Cianjur baru menyiapkan prosedur penjagaan dan penyekatan di perbatasan pada 6 Mei 2021.
Herman mengakui sejak 22 April, di 8 titik perbatasan Cianjur belum ada penjagaan petugas gabungan, karena baru akan dilakukan setelah hasil rapat koordinasi dengan forkopimda digelar, Senin, 26 April 2021. "Untuk sekarang belum ada penjagaan, hanya operasi dan razia yustisi," ungkapnya.
Ketidaksiapan pemerintah daerah, kemungkinan akan membuat banyak calon pemudik yang memanfaatkan situasi dengan mudik lebih awal. "Pastinya banyak yang mudik sekarang ini, memanfaatkan ketidaksiapan di daerah, karena memang perubahannya sangat mendadak," ujarnya.
Sementara Kapolres Cianjur, AKBP Mochamad Rifai, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 700 anggota gabungan untuk melakukan penyekatan di 8 titik pintu masuk menuju Cianjur, mulai dari Puncak, Haurwangi, Gekbrong, Cikalongkulon, Naringgul, Cidaun, Takokak, dan Agrabinta.
"Penyekatan dilakukan untuk mencegah adanya pergerakan massa dari luar kota yang hendak ke Cianjur pada momentum mudik Lebaran. Bagi mereka yang memaksakan diri tanpa surat keterangan akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, sebagai upaya mencegah terjadinya penularan covid-19," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)