"Ada 13 kelurahan yang bebas dari kasus stunting, sementara 38 kelurahan yang masih ada kasusnya menjadi fokus dan sasaran penanganan ke depan," kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh di Kupang, Selasa, 27 September 2022.
Berdasarkan hasil penimbangan bayi balita pada Agustus 2022, kondisi prevalensi stunting di Kota Kupang sebesar 21,5 persen atau menurun dari Agustus 2021 sebesar 26,1 persen. George Hadjoh mengatakan pemerintah terus memperkuat kolaborasi lintas sektor sehingga intervensi baik spesifik maupun sensitif diarahkan pada lokasi kasus stunting.
Salah satu pihak yang berperan strategis, yaitu camat dan lurah. Ini untuk memastikan seluruh bayi balita mengikuti penimbangan di bulan operasi timbang pada Februari 2023.
"Kita juga terus kampanye perilaku pola konsumsi, gemar makan ikan dan kelor pada setiap kesempatan," ucapnya.
| Baca: Pj Gubernur Babel Sebut Tambang Timah Ilegal Picu Kasus Stunting |
Selain itu, kata dia, pemerintah mendorong para calon pengantin untuk melakukan kursus pranikah sesuai prosedur serta syarat kesehatan sebelum melangsungkan pernikahan sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan stunting serta angka kematian ibu dan anak.
George Hadjoh menargetkan angka prevalensi stunting di Kota Kupang turun hingga 10 persen pada 2023. Upaya penurunan prevalensi kasus, kata dia, sudah menunjukkan hasil seperti pada periode 2021-2022, turun 4,6 persen.
"Namun, belum signifikan sehingga dibutuhkan kerja keras dari berbagai elemen yang terlibat," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id