Gunungkidul: Atap SD Muhammadiyah Bogor Desa Playen, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ambruk. Sebelum peristiwa nahas itu, warga setempat sudah menggunjingkan konstruksi atap bangunan yang tidak meyakinkan.
"Bangunan belum ada lima tahun. Ini sudah jadi pembicaraan karena pemborong (ganti) tiga kali," kata seorang warga Dusun Bogor 2, Desa Playen, Kecamatan Playen, Jumiran, Selasa, 8 November 2022.
Jumiran menyebut warga mulai bergibah lantaran konstruksi atap dengan baja ringan pada bangunan itu dibuat jarak satu meter. Padahal idealnya, setiap satu meter semestinya dipasang tiga usuk sebab atap yang digunakan memakai genting tanah liat.
"Memang temboknya bagus tapi atapnya seperti ini pas pemasangan genting. Saat hujan deras murid bisa kejatuhan eternit karena tidak rapat dan baja ringannya kurang tebal," ucap dia.
Ia mengatakan dampak atap ambrol bisa lebih fatal bila prosesnya berjalan cepat. Namun, saat ambrol pagi tadi ada yang berlangsung lambat.
"Murid-murid saat atapnya ambrol pelan-pelan itu, berlindung di bawah meja," ujarnya.
Sementara itu pemerintah setempat akan melakukan audit terkait pembangunan itu. Pasalnya, peristiwa itu telah menyebabkan banyak siswa terluka.
"Kami akan melakukan penyelidikan dan penyidikan penyebab rusak bangunan apa. Sepintas bangunan ini masih sangat baru, apakah ada sesuatu hal yang bermasalah atau tidak," ucap Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto.
Sebelumnya, atap di tiga ruangan SD Muhammadiyah Bogor Kecamatan Playen ambruk pada Senin pagi, 8 November 2022. Siswa korban ambruknya atap di lantai dua itu dibawa ke RSUD Wonosari dan Puskesmas Playen.
Gunungkidul: Atap SD Muhammadiyah Bogor Desa Playen, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ambruk. Sebelum peristiwa nahas itu, warga setempat sudah menggunjingkan
konstruksi atap bangunan yang tidak meyakinkan.
"Bangunan belum ada lima tahun. Ini sudah jadi pembicaraan karena pemborong (ganti) tiga kali," kata seorang warga Dusun Bogor 2, Desa Playen, Kecamatan Playen, Jumiran, Selasa, 8 November 2022.
Jumiran menyebut warga mulai bergibah lantaran konstruksi atap dengan baja ringan pada bangunan itu dibuat jarak satu meter. Padahal idealnya, setiap satu meter semestinya dipasang tiga usuk sebab atap yang digunakan
memakai genting tanah liat.
"Memang temboknya bagus tapi atapnya seperti ini pas pemasangan genting. Saat hujan deras murid bisa kejatuhan eternit karena tidak rapat dan baja ringannya kurang tebal," ucap dia.
Ia mengatakan dampak atap ambrol bisa lebih fatal bila prosesnya berjalan cepat. Namun, saat ambrol pagi tadi ada yang berlangsung lambat.
"Murid-murid saat atapnya ambrol pelan-pelan itu, berlindung di bawah meja," ujarnya.
Sementara itu pemerintah setempat akan melakukan audit terkait pembangunan itu. Pasalnya, peristiwa itu telah menyebabkan banyak siswa terluka.
"Kami akan melakukan penyelidikan dan penyidikan penyebab rusak bangunan apa. Sepintas bangunan ini masih sangat baru,
apakah ada sesuatu hal yang bermasalah atau tidak," ucap Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto.
Sebelumnya, atap di tiga ruangan SD Muhammadiyah Bogor Kecamatan Playen ambruk pada Senin pagi, 8 November 2022. Siswa korban ambruknya atap di lantai dua itu dibawa ke RSUD Wonosari dan Puskesmas Playen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)