Yogyakarta: Kasus penularan covid-19 di Malioboro, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bertambah. Setelah kasus konfirmasi positif pertama pada 4 September 2020, kasus bertambah enam.
Kasus pertama berasal dari pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. Dalam status positif terkonfirmasi covid-19, yang bersangkutan meninggal dan dimakamkan di Kulon Progo. Total jumlah kasus hasil penelusuran dari PKL itu sebanyak 10.
"Enam kasus baru merupakan kontak erat (dengan PKL pertama terkonfirmasi positif covid-19). Ada sesama pedagang dan keluarga," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Selasa, 15 September 2020.
Baca juga: Airin Segera Tindak Balap Lari Liar di Tangsel
Heroe mengatakan, penambahan jumlah kasus penularan itu belum bisa disebut klaster karena masih generasi pertama. Ia mengatakan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta masih melanjutkan proses penelusuran orang-orang yang sempat kontak erat.
"Orang yang kontak erat dites swab. Yang tidak kontak erat juga dites, termasuk PKL sekitarnya. Teknisnya ditentukan Dinkes," kata dia.
Heroe mengatakan belum menyiapkan skenario apa pun terkait destinasi wisata Maliboro. Ia mengaku masih mengumpulkan data dan melihat perkembangan hasil kontak erat.
Di siai lain, Heroe masih memperbolehkan PKL Malioboro berjualan. Meskipun, kunjungan wisatawan dibatasi maksimal 2.500 orang dalam satu waktu.
"Hanya ruas-ruas yang ada PKL positif diliburkan untuk keperluan tracing dan swab," jelas dia.
Yogyakarta: Kasus
penularan covid-19 di Malioboro, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bertambah. Setelah kasus konfirmasi positif pertama pada 4 September 2020, kasus bertambah enam.
Kasus pertama berasal dari pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. Dalam status positif terkonfirmasi covid-19, yang bersangkutan meninggal dan dimakamkan di Kulon Progo. Total jumlah kasus hasil penelusuran dari PKL itu sebanyak 10.
"Enam kasus baru merupakan kontak erat (dengan PKL pertama terkonfirmasi positif covid-19). Ada sesama pedagang dan keluarga," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Selasa, 15 September 2020.
Baca juga:
Airin Segera Tindak Balap Lari Liar di Tangsel
Heroe mengatakan, penambahan jumlah kasus penularan itu belum bisa disebut klaster karena masih generasi pertama. Ia mengatakan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta masih melanjutkan proses penelusuran orang-orang yang sempat kontak erat.
"Orang yang kontak erat dites swab. Yang tidak kontak erat juga dites, termasuk PKL sekitarnya. Teknisnya ditentukan Dinkes," kata dia.
Heroe mengatakan belum menyiapkan skenario apa pun terkait destinasi wisata Maliboro. Ia mengaku masih mengumpulkan data dan melihat perkembangan hasil kontak erat.
Di siai lain, Heroe masih memperbolehkan PKL Malioboro berjualan. Meskipun, kunjungan wisatawan dibatasi maksimal 2.500 orang dalam satu waktu.
"Hanya ruas-ruas yang ada PKL positif diliburkan untuk keperluan tracing dan swab," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)