Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Sukabumi Waspada Krisis Air Bersih dan Karhutla

Media Indonesia.com • 28 Juni 2020 14:41
Sukabumi: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat, mewaspadai potensi krisis air bersih maupun kebakaran hutan dan lahan, menyusul prediksi segera memasukinya kemarau. BPBD menginstruksikan setiap kelurahan memitigasi daerah yang berpotensi rawan terdampak kemarau.
 
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, mengatakan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Cakupan wilayah yang telah mengalami kemarau hampir 51,2 persen dan sisanya masih terjadi hujan. 
 
"Di Kota Sukabumi sendiri, kami (BPBD) sudah meminta kepada seluruh kelurahan untuk melakukan pemetaan terhadap kantong-kantong yang sekiranya kurang air dan lahan lahan ilalang yang berpotensi menimbulkan kebakaran," terang Zulkarnain, Minggu, 28 Juni 2020.

Zulkarnain menyebut, daerah yang diantisipasi rawan kebakaran lahan berada di Kecamatan Lembursitu. Yakni di kawasan Pasir Babi, lahan pemakaman nonmuslim, dan kawasan TPA Cikundul.
 
Baca: Kabupaten Gunungkidul Masih Butuh Bantuan Air Bersih
 
Sedangkan daerah yang diantisipasi rawan krisis air bersih berada di Kecamatan Baros, Lembursitu, dan Cibeureum. Wilayah tersebut terbilang langganan krisis air bersih setiap kali memasuki kemarau.
 
"Di kawasan Bacile (Baros, Cibeureum, dan Lembursitu) juga masih terdapat banyak lahan pertanian. Ini harus bisa kita antisipasi pasokan airnya berkoordinasi dengan perangkat daerah teknis," tegasnya.
 
Sementara itu, selama periode Januari-Juni 2020, bencana di Kota Sukabumi dilaporkan terjadi 106 kali. Rinciannya, tanah longsor 41 kali, cuaca ekstrem 32 kali, banjir 14 kali, kebakaran sembilan kali, gempa delapan kali, dan angin kencang dua kali.
 
"Jika melihat data, tanah longsor dan cuaca ekstrem masih mendominasi kejadian bencana selama semester pertama tahun ini," ucapnya.
 
Zulkarnain memerinci periode terjadinya bencana selama semester pertama tahun ini. Pada Januari tercatat sebanyak 16 kali bencana, Februari sebanyak 15 kali bencana, Maret sebanyak 28 kali bencana, April sebanyak 18 kali bencana, Mei sebanyak 25 kali bencana, dan Juni sebanyak empat kali bencana.
 
"Dalam kondisi apapun, BPBD tentu harus selalu siap siaga menghadapinya," tukas Zulkarnain.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan