Jakarta: Badan Aksesibiltas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) telah merampungkan proses instalasi Radio Frequency Gateway (RFGW) dan Carrier System Monitoring (CSM) di sebelas stasiun bumi untuk proyek Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1). Proses ini merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui setelah SATRIA-1 sukses diluncurkan pada 19 Juni lalu dari Florida, Amerika Serikat, pukul 18.21 waktu setempat atau 05.21 WIB.
Menurut Kepala Divisi Infrastruktur Satelit BAKTI Kominfo Sri Sanggrama Aradea, seluruh proses instalasi RFGW 13 meter maupun CSM SATRIA-1 di sebelas gateway atau stasiun pengendali di bumi saat ini telah dirampungkan.
“Saat ini yang sedang berlangsung kegiatan OSAT untuk perangkat RFGW. Nantinya setelah selesai lalu dilanjutkan dengan kegiatan OSAT untuk perangkat CSM,” ujar Sri Sanggrama Aradea, di Jakarta, Jumat, 29 September 2023.
Aradea menjelaskan, OSAT merupakan kegiatan pengetesan dan pengecekan site guna memastikan kesiapan perangkat sebelum beroperasi. Kegiatan OSAT di setiap lokasi dilakukan terhadap perangkat RFGW serta CSM.
Sementara itu, Project Manager Satria-1 Adipratnia Satwika Asmady, PT Satelit Nusantara Tiga, merinci kegiatan OSAT untuk perangkat RFGW telah tuntas di sepuluh lokasi. Di antaranya, GW02 Cikarang, Jawa Barat, GW08 Ambon, Maluku, GW07 Kupang, NTT, GW06 Manado, Sulawesi Utara, GW03 Pontianak, Kalimantan Barat, GW05 Tarakan, Kalimantan Utara, GW04 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, GW01 Batam, Kepulauan Riau, GW10 Timika, Papua Tengah, dan GW09 Manokwari, Papua Barat.
Dengan begitu, Nia mengatakan, hanya tersisa satu gateway lagi yang belum dilakukan kegiatan OSAT yakni di GW11 Jayapura, Papua, yang dijadwalkan pada 25-26 September 2023.
Nia mengungkapkan, untuk kegiatan OSAT perangkat CSM direncanakan bakal mulai dikerjakan pada 18-27 Oktober mendatang ke sepuluh stasiun pengendali bumi. Sementara saat ini yang baru selesai adalah di GW02 Cikarang pada 20 Desember 2022.
Adapun jadwal lengkap kegiatan OSAT perangkat CSM selanjutnya yakni:
GW08 Ambon, Maluku, 18 Oktober 2023
GW07 Kupang, NTT, 19 Oktober 2023
GW06 Manado, Sulawesi Utara, 20 Oktober 2023
GW03 Pontianak, Kalimantan Barat, 21 Oktober 2023
GW05 Tarakan, Kalimantan Utara, 22 Oktober 2023
GW04 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 23 Oktober 2023
GW01 Batam, Kepulauan Riau, 24 Oktober 2023
GW10 Timika, Papua Tengah, 25 Oktober 2023
GW09 Manokwari, Papua Barat, 26 Oktober 2023
GW11 Jayapura, Papua, 27 Oktober 2023.
SATRIA-1 merupakan satelit terbesar di Benua Asia dan peringkat kelima dunia yang dimiliki penuh oleh Pemerintah Indonesia. SATRIA-1 berkapasitas throughput 150 gigabit per second (Gbps) atau tiga kali lipat kapasitas sembilan satelit telekomunikasi yang digunakan Indonesia.
SATRIA-1 merupakan salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dirancang guna pemerataan konektivitas internet serta percepatan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia, khususnya untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, (3T).
SATRIA-1 saat ini dalam tahap electric orbit raising (EOR) yang ditargetkan bergerak menempati slot orbit 146° Bujur Timur hingga November mendatang di atas Papua. SATRIA-1 juga diperkirakan mampu beroperasi selama 15 tahun ke depan terhitung sejak pertama kali beroperasi.
Ditargetkan, pada akhir Desember nanti SATRIA-1 mulai beroperasi dan terhubung dengan stasiun pengendali di bumi yang kemudian siap dihubungkan dengan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) di setiap lokasi layanan publik.
?
Jakarta: Badan Aksesibiltas Telekomunikasi dan Informatika (
BAKTI Kominfo) telah merampungkan proses instalasi
Radio Frequency Gateway (RFGW) dan
Carrier System Monitoring (CSM) di sebelas stasiun bumi untuk proyek Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1). Proses ini merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui setelah SATRIA-1 sukses diluncurkan pada 19 Juni lalu dari Florida,
Amerika Serikat, pukul 18.21 waktu setempat atau 05.21 WIB.
Menurut Kepala Divisi Infrastruktur Satelit BAKTI
Kominfo Sri Sanggrama Aradea, seluruh proses instalasi RFGW 13 meter maupun CSM SATRIA-1 di sebelas gateway atau stasiun pengendali di bumi saat ini telah dirampungkan.
“Saat ini yang sedang berlangsung kegiatan OSAT untuk perangkat RFGW. Nantinya setelah selesai lalu dilanjutkan dengan kegiatan OSAT untuk perangkat CSM,” ujar Sri Sanggrama Aradea, di Jakarta, Jumat, 29 September 2023.
Aradea menjelaskan, OSAT merupakan kegiatan pengetesan dan pengecekan
site guna memastikan kesiapan perangkat sebelum beroperasi. Kegiatan OSAT di setiap lokasi dilakukan terhadap perangkat RFGW serta CSM.
Sementara itu, Project Manager Satria-1 Adipratnia Satwika Asmady, PT Satelit Nusantara Tiga, merinci kegiatan OSAT untuk perangkat RFGW telah tuntas di sepuluh lokasi. Di antaranya, GW02 Cikarang, Jawa Barat, GW08 Ambon, Maluku, GW07 Kupang, NTT, GW06 Manado, Sulawesi Utara, GW03 Pontianak, Kalimantan Barat, GW05 Tarakan, Kalimantan Utara, GW04 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, GW01 Batam, Kepulauan Riau, GW10 Timika, Papua Tengah, dan GW09 Manokwari, Papua Barat.
Dengan begitu, Nia mengatakan, hanya tersisa satu gateway lagi yang belum dilakukan kegiatan OSAT yakni di GW11 Jayapura, Papua, yang dijadwalkan pada 25-26 September 2023.
Nia mengungkapkan, untuk kegiatan OSAT perangkat CSM direncanakan bakal mulai dikerjakan pada 18-27 Oktober mendatang ke sepuluh stasiun pengendali bumi. Sementara saat ini yang baru selesai adalah di GW02 Cikarang pada 20 Desember 2022.
Adapun jadwal lengkap kegiatan OSAT perangkat CSM selanjutnya yakni:
- GW08 Ambon, Maluku, 18 Oktober 2023
- GW07 Kupang, NTT, 19 Oktober 2023
- GW06 Manado, Sulawesi Utara, 20 Oktober 2023
- GW03 Pontianak, Kalimantan Barat, 21 Oktober 2023
- GW05 Tarakan, Kalimantan Utara, 22 Oktober 2023
- GW04 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 23 Oktober 2023
- GW01 Batam, Kepulauan Riau, 24 Oktober 2023
- GW10 Timika, Papua Tengah, 25 Oktober 2023
- GW09 Manokwari, Papua Barat, 26 Oktober 2023
- GW11 Jayapura, Papua, 27 Oktober 2023.
SATRIA-1 merupakan satelit terbesar di Benua Asia dan peringkat kelima dunia yang dimiliki penuh oleh Pemerintah Indonesia. SATRIA-1 berkapasitas
throughput 150 gigabit
per second (Gbps) atau tiga kali lipat kapasitas sembilan satelit telekomunikasi yang digunakan Indonesia.
SATRIA-1 merupakan salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dirancang guna pemerataan konektivitas internet serta percepatan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia, khususnya untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, (3T).
SATRIA-1 saat ini dalam tahap
electric orbit raising (EOR) yang ditargetkan bergerak menempati slot orbit 146° Bujur Timur hingga November mendatang di atas Papua. SATRIA-1 juga diperkirakan mampu beroperasi selama 15 tahun ke depan terhitung sejak pertama kali beroperasi.
Ditargetkan, pada akhir Desember nanti SATRIA-1 mulai beroperasi dan terhubung dengan stasiun pengendali di bumi yang kemudian siap dihubungkan dengan
Remote Terminal Ground Segment (RTGS) di setiap lokasi layanan publik.
?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)