Jakarta: Tenaga layanan perpustakaan disebut memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam memastikan keberhasilan perpustakaan.
Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Joko Santoso Sestama, mengapresiasi upaya menggiatkan forum sebagai langkah strategis dalam menghadapi perubahan dan tuntutan masyarakat terhadap layanan publik, serta memperkuat internal birokrasi untuk menjadi lebih modern, responsif, dan inovatif.
"Forum ini adalah wadah strategis untuk memperkuat peran tenaga layanan perpustakaan adalah frontliner. Keberhasilan atau kegagalan perpustakaan sangat bergantung pada mereka," kata Joko saat membuka Forum Komunikasi Tenaga Layanan Perpustakaan 2024, Rabu, 2 Oktober 2024.
Joko menjelaskan pustakawan memiliki peran sebagai seorang pendongeng atau pencerita. Pustakawan bukan sekadar penyedia informasi, tetapi juga seorang pencerita yang mampu memantik diskusi dan membagikan pengetahuan melalui narasi.
"Pustakawan dapat menyampaikan kisah-kisah inspiratif yang bukan hanya relevan dalam dunia sastra, tetapi juga dalam bidang bisnis, hukum, kedokteran, dan pendidikan," jelasnya.
Dia mengatakan cerita dapat memainkan peranan penting dalam mempromosikan koleksi perpustakaan. "Melalui narasi yang menarik, pustakawan dapat membuat pengunjung tertarik pada buku yang mungkin sebelumnya kurang diminati," katanya.
Dia menyinggung bahwa di beberapa negara, perpustakaan tidak hanya meminjamkan buku, tetapi meminjamkan manusia merujuk pada konsep human library. Ini adalah wujud nyata perkembangan perpustakaan yang tidak hanya secara fisik, tetapi juga melalui interaksi manusia.
“Perpustakaan menyelenggarakan acara di mana para pembaca dapat meminjam pustakawan yang berfungsi sebagai buku terbuka dan melakukan percakapan yang biasa tidak dapat mereka akses," ujarnya.
Jakarta: Tenaga layanan perpustakaan disebut memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam memastikan keberhasilan perpustakaan.
Sekretaris Utama
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Joko Santoso Sestama, mengapresiasi upaya menggiatkan forum sebagai langkah strategis dalam menghadapi perubahan dan tuntutan masyarakat terhadap layanan publik, serta memperkuat internal birokrasi untuk menjadi lebih modern, responsif, dan inovatif.
"Forum ini adalah wadah strategis untuk memperkuat peran tenaga layanan perpustakaan adalah frontliner. Keberhasilan atau kegagalan perpustakaan sangat bergantung pada mereka," kata Joko saat membuka Forum Komunikasi Tenaga Layanan Perpustakaan 2024, Rabu, 2 Oktober 2024.
Joko menjelaskan pustakawan memiliki peran sebagai seorang pendongeng atau pencerita. Pustakawan bukan sekadar penyedia informasi, tetapi juga seorang pencerita yang mampu memantik diskusi dan membagikan pengetahuan melalui narasi.
"Pustakawan dapat menyampaikan kisah-kisah inspiratif yang bukan hanya relevan dalam dunia sastra, tetapi juga dalam bidang bisnis, hukum, kedokteran, dan pendidikan," jelasnya.
Dia mengatakan cerita dapat memainkan peranan penting dalam mempromosikan koleksi perpustakaan. "Melalui narasi yang menarik, pustakawan dapat membuat pengunjung tertarik pada buku yang mungkin sebelumnya kurang diminati," katanya.
Dia menyinggung bahwa di beberapa negara, perpustakaan tidak hanya meminjamkan buku, tetapi meminjamkan manusia merujuk pada konsep human library. Ini adalah wujud nyata perkembangan perpustakaan yang tidak hanya secara fisik, tetapi juga melalui interaksi manusia.
“Perpustakaan menyelenggarakan acara di mana para pembaca dapat meminjam pustakawan yang berfungsi sebagai buku terbuka dan melakukan percakapan yang biasa tidak dapat mereka akses," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)