Cirebon: Angka kasus demam berdarah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, melonjak dalam dua bulan terakhir.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Lukman Denianto, mengatakan, selama Januari-Februari 2022, angka DBD sebanyak 345 kasus.
"Pada Februari ini, tercatat sebanyak 28 kasus. Sedangkan pada Januari kemarin, tercatat sebanyak 317 kasus," kata Lukman, Selasa, 15 Februari 2022.
Menurut Lukman, lonjakan kasus DBD di Kabupaten Cirebon masih didominasi oleh lima kecamatan, yaitu Kecamatan Plumbon, Weru, Palimanan, Plered, dan Lemahabang.
Dari total jumlah kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Cirebon, dua di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: 52 Nakes di Tasikmalaya Positif Covid-19
"Wilayah yang terdapat kasus meninggal dunia karena DBD ada di kecamatan Plumbon dan Susukan," bebernya.
Lukman menjelaskan, terjadi lonjakan kasus DBD di wilayahnya selain disebabkan faktor cuaca, juga minimnya kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Cirebon, untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap gigitan nyamuk DBD tersebut. Pasalnya nyamuk-nyamuk jenis aedes aegypti hanya menggigit di jam-jam tertentu.
"Jam gigitan nyamuk DBD itu 08.00-10.00 pagi dan sore harinya di jam 15.00-17.00 WIB. Masyarakat agar dapat menjaga kebersihan lingkungan di rumah, seperti mengurangi potensi tempat perindukan nyamuk," ungkapnya.
Selain mengimbau masyarakat, pihaknya juga telah mengedarkan surat kewaspadaan dini terhadap kesiapsiagaan mengantisipasi peningkatan kasus DBD dan Chikungunya di semua puskemas se-Kabupaten Cirebon pada 25 Januari 2022.
Cirebon:
Angka kasus demam berdarah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, melonjak dalam dua bulan terakhir.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Lukman Denianto, mengatakan, selama Januari-Februari 2022, angka DBD sebanyak 345 kasus.
"Pada Februari ini, tercatat sebanyak 28 kasus. Sedangkan pada Januari kemarin, tercatat sebanyak 317 kasus," kata Lukman, Selasa, 15 Februari 2022.
Menurut Lukman, lonjakan kasus DBD di Kabupaten Cirebon masih didominasi oleh lima kecamatan, yaitu Kecamatan Plumbon, Weru, Palimanan, Plered, dan Lemahabang.
Dari total jumlah kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Cirebon, dua di antaranya meninggal dunia.
Baca juga:
52 Nakes di Tasikmalaya Positif Covid-19
"Wilayah yang terdapat kasus meninggal dunia karena DBD ada di kecamatan Plumbon dan Susukan," bebernya.
Lukman menjelaskan, terjadi lonjakan kasus DBD di wilayahnya selain disebabkan faktor cuaca, juga minimnya kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Cirebon, untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap gigitan nyamuk DBD tersebut. Pasalnya nyamuk-nyamuk jenis aedes aegypti hanya menggigit di jam-jam tertentu.
"Jam gigitan nyamuk DBD itu 08.00-10.00 pagi dan sore harinya di jam 15.00-17.00 WIB. Masyarakat agar dapat menjaga kebersihan lingkungan di rumah, seperti mengurangi potensi tempat perindukan nyamuk," ungkapnya.
Selain mengimbau masyarakat, pihaknya juga telah mengedarkan surat kewaspadaan dini terhadap kesiapsiagaan mengantisipasi peningkatan kasus DBD dan Chikungunya di semua puskemas se-Kabupaten Cirebon pada 25 Januari 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)