Kupang: Terjadinya pembentukan danau di Sikumana, Kota Kupang, disebut dampak dari terjadinya cuaca ekstrem yang melanda daerah itu pada Minggu, 4 April 2021.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur, Margiono, mengatakan lokasi tersebut digenangi air karena lebih rendah dari pada daerah sekitarnya.
"Kondisi cuaca saat itu sangat ekstrem sehingga memicu munculnya sumber-sumber mata air dari batu-batuan pada punggung bukit di daerah ini," kata Marigiono di Kota Kupang, Selasa, 20 April 2021.
Baca: Danau Baru Muncul di Kota Kupang Usai Badai Seroja
Dia menjelaskan curah hujan yang tinggi dapat memicu semakin banyaknya sumber mata air yang muncul. Menurutnya potensi terjadi hujan masih bisa terjadi di Kota Kupang kendatipun tidak selebat seperti yang terjadi pada dua pekan yang lalu.
"Air yang begitu banyak dalam tanah dan sudah jenuh maka berusaha mencari jalan untuk keluar dengan masuk ke celah-celah batu untuk bisa keluar," jelas Margiono.
Dia kembali mengatakan saat ini NTT sudah mulai memasuki musim pancaroba sebagai peralihan dari musim hujan ke musim kemarau kendati demikian potensi terjadinya hujan masih ada di daerah ini.
"Secara klimatologi daerah ini sudah mulai memasuki masa pancaroba, tetapi bisa terjadi hujan yang sifatnya lokal tidak secara sporadis seluruh Kota Kupang," ujarnya.
Baca: Api Abadi Mrapen Menyala Lagi
Kupang: Terjadinya pembentukan danau di Sikumana, Kota Kupang, disebut dampak dari terjadinya
cuaca ekstrem yang melanda daerah itu pada Minggu, 4 April 2021.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur, Margiono, mengatakan lokasi tersebut digenangi air karena lebih rendah dari pada daerah sekitarnya.
"Kondisi cuaca saat itu sangat ekstrem sehingga memicu munculnya sumber-sumber mata air dari batu-batuan pada punggung bukit di daerah ini," kata Marigiono di Kota Kupang, Selasa, 20 April 2021.
Baca:
Danau Baru Muncul di Kota Kupang Usai Badai Seroja
Dia menjelaskan curah hujan yang tinggi dapat memicu semakin banyaknya sumber mata air yang muncul. Menurutnya potensi terjadi hujan masih bisa terjadi di Kota Kupang kendatipun tidak selebat seperti yang terjadi pada dua pekan yang lalu.
"Air yang begitu banyak dalam tanah dan sudah jenuh maka berusaha mencari jalan untuk keluar dengan masuk ke celah-celah batu untuk bisa keluar," jelas Margiono.
Dia kembali mengatakan saat ini NTT sudah mulai memasuki musim pancaroba sebagai peralihan dari musim hujan ke musim kemarau kendati demikian potensi terjadinya hujan masih ada di daerah ini.
"Secara klimatologi daerah ini sudah mulai memasuki masa pancaroba, tetapi bisa terjadi hujan yang sifatnya lokal tidak secara sporadis seluruh Kota Kupang," ujarnya.
Baca:
Api Abadi Mrapen Menyala Lagi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)