Ponorogo: Warga di Desa Desa Ngrukem, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, heboh, Senin, 1 Maret 2021. Seorang petani menemukan delapan mortir aktif saat mencangkul saluran air di kebun. Hasil penyelidikan sementara, kedelapan mortir bisa meledak ketika ada pemicunya.
Mortir yang memiliki panjang 40 sentimeter (cm), diameter 10 cm itu pertama kali ditemukan pemilik kebun, Suwito, saat hendak membuat saluran air.
"Pas nyangkul di saluran air saya temukan besi berkarat. Karena penasaran saya ambil, ternyata ukurannya panjang dan menyerupai bom," katanya.
Ia semakin kaget lantaran jumlah mortir itu lebih dari satu.
"Saya kira cuma satu, pas saya angkat ternyata di bawahnya ada lagi. Ada empat yang saya ambil, setelah itu saya melapor petugas," ungkapnya.
Baca juga: Selasa Pagi, Gunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas
Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan penggalian oleh tim dari TNI dan Polri. Hasilnya, ternyata jumlahnya mencapai delapan buah.
"Empat buah sudah diangkat oleh pemilik kebun, yang empat lagi masih di dalam dan telah dilakukan penggalian. Jadi totalnya ada delapan buah," kata Kasat Sabhara Polres Ponorogo, AKP Edi Suyono.
Edi mengatakan kondisi mortir tersebut masih aktif dan bisa meledak kendati telah berkarat. Sebab, kondisi mortir masih utuh.
"Kalau ada pemicunya bisa meledak, sehingga harus hati-hati," ujarnya.
Edi belum mengetahui asal delapan mortir tersebut. Namun, dia menduga mortir itu sudah tertimbun puluhan tahun lalu. Kemungkinan lain, mortir tersebut sisa perang gerilya Jenderal Sudirman. Sebab, kawasan tersebut merupakan rute perang gerilya.
Untuk kepentingan penyelidikan, seluruh mortir tersebut barang diamankan di Kodim ponorogo. Sementara polisi juga masih melakukan penyelidikan adanya kemungkinan mortir lain di sekitar lokasi.
Ponorogo: Warga di Desa Desa Ngrukem, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, heboh, Senin, 1 Maret 2021. Seorang petani menemukan
delapan mortir aktif saat mencangkul saluran air di kebun. Hasil penyelidikan sementara, kedelapan mortir bisa meledak ketika ada pemicunya.
Mortir yang memiliki panjang 40 sentimeter (cm), diameter 10 cm itu pertama kali ditemukan pemilik kebun, Suwito, saat hendak membuat saluran air.
"Pas nyangkul di saluran air saya temukan besi berkarat. Karena penasaran saya ambil, ternyata ukurannya panjang dan menyerupai bom," katanya.
Ia semakin kaget lantaran jumlah mortir itu lebih dari satu.
"Saya kira cuma satu, pas saya angkat ternyata di bawahnya ada lagi. Ada empat yang saya ambil, setelah itu saya melapor petugas," ungkapnya.
Baca juga:
Selasa Pagi, Gunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas
Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan penggalian oleh tim dari TNI dan Polri. Hasilnya, ternyata jumlahnya mencapai delapan buah.
"Empat buah sudah diangkat oleh pemilik kebun, yang empat lagi masih di dalam dan telah dilakukan penggalian. Jadi totalnya ada delapan buah," kata Kasat Sabhara Polres Ponorogo, AKP Edi Suyono.
Edi mengatakan kondisi mortir tersebut masih aktif dan bisa meledak kendati telah berkarat. Sebab, kondisi mortir masih utuh.
"Kalau ada pemicunya bisa meledak, sehingga harus hati-hati," ujarnya.
Edi belum mengetahui asal delapan mortir tersebut. Namun, dia menduga mortir itu sudah tertimbun puluhan tahun lalu. Kemungkinan lain, mortir tersebut sisa perang gerilya Jenderal Sudirman. Sebab, kawasan tersebut merupakan rute perang gerilya.
Untuk kepentingan penyelidikan, seluruh mortir tersebut barang diamankan di Kodim ponorogo. Sementara polisi juga masih melakukan penyelidikan adanya kemungkinan mortir lain di sekitar lokasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)