"Berdasarkan data terhimpun lewat aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) 1.221 balita di daerah ini terkena stunting dari 22.400 lebih balita di Palu," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Ilham, di Palu, Kamis, 7 Juli 2022.
Baca: Dinkes Kabupaten Sangihe Diminta Aktif Sosialisasi Penanganan Stunting |
Dia menjelaskan Kota Palu salah satu daerah percepatan penurunan stunting yang sedang fokus melakukan intervensi melalui delapan konvergensi. Kegiatan tersebut dengan melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) pengampu, salah satunya Dinas Kesehatan, dengan salah satu kegiatan yang diusung berupa pemenuhan gizi.
Dalam mendorong terwujudkan kualitas hidup masyarakat, kata dia, intervensi fundamental oleh OPD tersebut diawali dari masa hamil hingga pascapersalinan atau 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari edukasi, pemberian tablet tambah darah, vitamin, dan makanan bergizi.
Berdasarkan kebijakan pemerintah pusat, menurut Ilham, upaya percepatan penanganan stunting merujuk pada dua standar pencapaian, yakni dari sisi pengamatan untuk melakukan intervensi pada daerah masing-masing menggunakan metode e-PPBGM dan metode pembinaan ketengkesan secara nasional melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).
"Kalau dilihat dari data e-PPBGM, pencapaian menekan ketengkesan berada di angka tujuh persen, sedangkan dari data SSGI pencapaian Kota Palu di angka 23 persen atau masih di atas standar nasional 14 persen," jelas Ilham.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?