Surabaya: Penyakit gagal ginjal akut terdeteksi di dua wilayah di Jawa Timur. Sejauh ini ada 15 anak di Surabaya dan 9 anak ditemukan di Malang.
"Terdapat 24 anak yang positif gagal ginjal akut. Sebanyak 15 di Surabaya dan sembilan sisanya di Malang," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim, Sjamsul Arief, saat dikonfirmasi, Kamis, 20 Oktober 2022.
Sjamsul menjelaskan 24 anak mengidap penyakit gagal ginjal akut itu terdeteksi dua bulan terakhir sejak September hingga Oktober. Namun dari 24 anak itu, sebanyak 13 anak di antaranya meninggal dunia setelah berjuang penyakit gagal ginjal.
"Mereka dirawat sejak Bulan September lalu, dan sampai saat ini ada 13 balita di Jatim meninggal dunia. Sebanyak tiga anak meninggal di Malang dan 10 meninggal di Surabaya," jelasnya.
Hingga kini masih ada beberapa balita yang dirawat dan dalam proses penyembuhan. Mereka tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur.
Sjamsul mengingatkan kepada para orang tua yang anaknya sedang sakit, agar rajin mengecek dan meneliti kondisi anak. Misalnya anak dengan berat 10 kg, air kencingnya sebanyak 30 cc.
Bila anak tidak buang air kecil selama 6 jam, Sjamsul meminta para orang tua agar anaknya segera dibawa ke dokter, untuk dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut.
"Jadi, para orang tua harus rutin mengecek pampers anak. Kalau enam jam basah berarti sudah buang air kecil. Tapi kalau kering berarti nggak pipis. Kalau 6-12 jam enggak pipis, berarti sudah ada gejala (gagal ginjal akut)," ungkapnya.
Sjamsul juga mengingatkan agar para orang tua untuk tidak sembarangan memberi obat, terutama obat sirup. Ia menyarankan para orang tua membawa ke rumah sakit, agar mendapat resep obat dari dokter.
"Semisal kalau anak panas jangan dikasih sirup. Jangan tiap jam dikasih obat, sebaiknya langsung dibawa ke dokter biar nanti dikasih puyer supaya demamnya turun," ujarnya.
Surabaya: Penyakit
gagal ginjal akut terdeteksi di dua wilayah di Jawa Timur. Sejauh ini ada 15 anak di
Surabaya dan 9 anak ditemukan di
Malang.
"Terdapat 24 anak yang positif gagal ginjal akut. Sebanyak 15 di Surabaya dan sembilan sisanya di Malang," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim, Sjamsul Arief, saat dikonfirmasi, Kamis, 20 Oktober 2022.
Sjamsul menjelaskan 24 anak mengidap penyakit gagal ginjal akut itu terdeteksi dua bulan terakhir sejak September hingga Oktober. Namun dari 24 anak itu, sebanyak 13 anak di antaranya meninggal dunia setelah berjuang penyakit gagal ginjal.
"Mereka dirawat sejak Bulan September lalu, dan sampai saat ini ada 13 balita di Jatim meninggal dunia. Sebanyak tiga anak meninggal di Malang dan 10 meninggal di Surabaya," jelasnya.
Hingga kini masih ada beberapa balita yang dirawat dan dalam proses penyembuhan. Mereka tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur.
Sjamsul mengingatkan kepada para orang tua yang anaknya sedang sakit, agar rajin mengecek dan meneliti kondisi anak. Misalnya anak dengan berat 10 kg, air kencingnya sebanyak 30 cc.
Bila anak tidak buang air kecil selama 6 jam, Sjamsul meminta para orang tua agar anaknya segera dibawa ke dokter, untuk dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut.
"Jadi, para orang tua harus rutin mengecek pampers anak. Kalau enam jam basah berarti sudah buang air kecil. Tapi kalau kering berarti nggak pipis. Kalau 6-12 jam enggak pipis, berarti sudah ada gejala (gagal ginjal akut)," ungkapnya.
Sjamsul juga mengingatkan agar para orang tua untuk tidak sembarangan memberi obat, terutama obat sirup. Ia menyarankan para orang tua membawa ke rumah sakit, agar mendapat resep obat dari dokter.
"Semisal kalau anak panas jangan dikasih sirup. Jangan tiap jam dikasih obat, sebaiknya langsung dibawa ke dokter biar nanti dikasih puyer supaya demamnya turun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)