Malang: Ribuan suporter Arema FC atau Aremania turun ke jalan dengan mengenakan pakaian serba hitam di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis siang, 10 November 2022. Mereka menuntut keadilan bagi para korban Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang terjadi 40 hari yang lalu, tepatnya, Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Ribuan suporter tim Singo Edan ini memulai aksinya dengan berjalan kaki dari Stadion Gajayana pukul 12.30 WIB. Massa aksi melintasi Jalan Ijen, Jalan Kawi, Jalan Merdeka Utara, Jalan Basuki Rahmad, Jalan Kahuripan hingga tiba di Alun-Alun Tugu Kota Malang sekitar pukul 14.00 WIB.
Selama long march, ribuan suporter ini melafalkan kalimat tauhid 'Lailahaillallah' yang artinya 'Tiada Tuhan selain Allah'. Peserta aksi juga membawa sejumlah spanduk berisi tuntutan, 137 keranda berwarna hitam hingga 110 foto para korban yang meninggal dunia dalam tragedi itu.
Tim Gabungan Aremania (TGA) bersama sejumlah elemen masyarakat Malang Raya menuntut tiga hal dalam aksi kali ini. Tuntutan itu disebut sebagai Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat dalam Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.
Tuntutan pertama ialah, seret, tangkap, dan adili seluruh aktor dibalik Tragedi Kanjuruhan dan seluruh eksekutor lapangan pada tragedi kemanusiaan itu. Tuntutan kedua ialah jadikan tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, bukan hanya sebagai pelanggaran HAM ringan.
Tuntutan ketiga adalah bayar segala kerugian yang diderita korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan melalui mekanisme kompensasi dan restitusi. TGA menyatakan tidak ada sepak bola seharga nyawa manusia dan tidak ada pelanggaran HAM berat yang layak dimaafkan.
Koordinator Aksi Aremania, Arif Setiawan, mengatakan ribuan Aremania ini menggelar aksi turun ke jalan untuk menyurakan sejumlah tuntutan. Aremania bakal mengorasikan tuntutan yang dinilai belum terlaksana dalam proses pengusutan tragedi Kanjuruhan.
"Tuntutannya, kami akan mempertegas tuntutan sebelumnya. Seperti adanya penambahan pasal pembunuhan hingga rekonstruksi ulang," kata Arif, Rabu, 9 November 2022.
Selama aksi, Aremania akan menyuarakan keresahan korban luka maupun keluarga korban pada Tragedi Kanjuruhan. Terutama bagi mereka yang tidak mendapat pendampingan maupun dukungan penyembuhan fisik maupun psikologis.
"Kami akan menuntut instansi terkait untuk aktif membantu pemulihan korban luka sampai benar benar sembuh. Termasuk leluarga, kan ada ayah yang meninggalkan anaknya, tidak cukup dengan santunan saja," tegasnya.
Pada aksi kali ini, salah satu keluarga korban juga akan melakukan orasi. Bahkan salah seorang korban luka asal Pasuruan yang belum pulih juga turut berpatisipasi selama aksi turun ke jalan.
Hingga berita ini ditulis, aksi masih berlangsung di area Alun-Alun Tugu Kota Malang. Hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak pukul 14.00 WIB.
Sebelumnya, sebanyak 135 orang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya dirawat di rumah sakit.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Malang: Ribuan suporter
Arema FC atau Aremania turun ke jalan dengan mengenakan pakaian serba hitam di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis siang, 10 November 2022. Mereka menuntut keadilan bagi para korban
Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang terjadi 40 hari yang lalu, tepatnya, Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Ribuan suporter tim Singo Edan ini memulai aksinya dengan berjalan kaki dari Stadion Gajayana pukul 12.30 WIB. Massa aksi melintasi Jalan Ijen, Jalan Kawi, Jalan Merdeka Utara, Jalan Basuki Rahmad, Jalan Kahuripan hingga tiba di Alun-Alun Tugu Kota Malang sekitar pukul 14.00 WIB.
Selama
long march, ribuan suporter ini melafalkan kalimat tauhid 'Lailahaillallah' yang artinya 'Tiada Tuhan selain Allah'. Peserta aksi juga membawa sejumlah spanduk berisi tuntutan, 137 keranda berwarna hitam hingga 110 foto para korban yang meninggal dunia dalam tragedi itu.
Tim Gabungan Aremania (TGA) bersama sejumlah elemen masyarakat Malang Raya menuntut tiga hal dalam aksi kali ini. Tuntutan itu disebut sebagai Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat dalam Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.
Tuntutan pertama ialah, seret, tangkap, dan adili seluruh aktor dibalik Tragedi Kanjuruhan dan seluruh eksekutor lapangan pada tragedi kemanusiaan itu. Tuntutan kedua ialah jadikan tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, bukan hanya sebagai
pelanggaran HAM ringan.
Tuntutan ketiga adalah bayar segala kerugian yang diderita korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan melalui mekanisme kompensasi dan restitusi. TGA menyatakan tidak ada sepak bola seharga nyawa manusia dan tidak ada pelanggaran HAM berat yang layak dimaafkan.
Koordinator Aksi Aremania, Arif Setiawan, mengatakan ribuan Aremania ini menggelar aksi turun ke jalan untuk menyurakan sejumlah tuntutan. Aremania bakal mengorasikan tuntutan yang dinilai belum terlaksana dalam proses pengusutan tragedi Kanjuruhan.
"Tuntutannya, kami akan mempertegas tuntutan sebelumnya. Seperti adanya penambahan pasal pembunuhan hingga rekonstruksi ulang," kata Arif, Rabu, 9 November 2022.
Selama aksi, Aremania akan menyuarakan keresahan korban luka maupun keluarga korban pada Tragedi Kanjuruhan. Terutama bagi mereka yang tidak mendapat pendampingan maupun dukungan penyembuhan fisik maupun psikologis.
"Kami akan menuntut instansi terkait untuk aktif membantu pemulihan korban luka sampai benar benar sembuh. Termasuk leluarga, kan ada ayah yang meninggalkan anaknya, tidak cukup dengan santunan saja," tegasnya.
Pada aksi kali ini, salah satu keluarga korban juga akan melakukan orasi. Bahkan salah seorang korban luka asal Pasuruan yang belum pulih juga turut berpatisipasi selama aksi turun ke jalan.
Hingga berita ini ditulis, aksi masih berlangsung di area Alun-Alun Tugu Kota Malang. Hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak pukul 14.00 WIB.
Sebelumnya, sebanyak 135 orang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya dirawat di rumah sakit.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)