Waspada kemunculan NII. (foto: MetroTV)
Waspada kemunculan NII. (foto: MetroTV)

Puluhan Anak di Garut Korban Pembaiatan NII Ikrar Setia Kembali ke NKRI

Media Indonesia • 31 Oktober 2021 17:16
GArut: Puluhan anak korban pembaiatan Negara Islam Indonesia (NII) di Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat berikrar setia ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Puluhan anak itu, sebelumnya diketahui menyebut pemerintah Indonesia 'thogut' hasil dari cuci otak pelaku pembaitan NII.
 
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Wahyudijaya mengatakan, puluhan anak itu adalah 90 persen dari total anak yang dicuci otaknya. Namun, sebelumnya diketahui anak tersebut telah mendapatkan pendampingan terapi yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAI).
 
"Ikrar setia dilakukan pada hari Jumat (29/10) kemarin di Gedung Islamic Center, Kecamatan Garut Kota. Dalam kegiatan dihadiri juga oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama KPAID, terungkapnya puluhan anak yang masuk NII, Pemerintah Kabupaten Garut, BNPT, dan KPAI terlibat aktif melakukan penanganan secara khusus terjun ke lapangan untuk mencegah paham radikal terutamanya di masyarakat," katanya, Minggu, 31 Oktober 2021.

Sementara itu, Direktur Pencegahan Terorisme BNPT, Brigjen Pol Akhmad Nurwahid, mengatakan untuk kaum radikal kanan di masyarakat memang kerap berteriak paling benar dibanding yang lainnya. Kelompok mereka pun kemudian tidak jarang menjadi bibit radikalisme.
 
Untuk menyikapi persoalan tersebut diperlukannya regulasi yang fundamental. Mengingat selama ini baru ada undang-undang nomor 27 tahun 1999 yang merupakan Tap MPRS tahun 1966 tentang larangan terhadap ideologi komunisme.
 
Baca: Dibaiat NII, Sejumlah Anak di Garut Alami Penyimpangan Akidah
 
"Makanya kalo ada yang teriak-teriak khilafah terus teriak-teriak ganti sistem, kita belum bisa berbuat apa-apa (karena) baru adanya regulasi bagi yang kaum ekstrimis kiri. Untuk yang ekstrimis kanan belum ada, biasanya mengatasnamakan agama, tetapi kegiatan NIIdi Sukamentri menilai apa yang dilakukan kelompok tersebut adalah virus yang masuk indeks potensi radikalisme di Indonesia. 
 
Hasil survei menunjukan ada sekitar 12,2 persen warga terpapar ajaran tersebut dan indikatornya antipancasila dan pro khilafah hingga kemudian juga intoleran dan eksklusif.
 
"Nah yang ke tiga ia juga anti budaya dan anti kearifan lokal, membenci memvonis kafir, bidah, dan lainya," ungkapnya.
 
Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto menyebut bahwa puluhan anak yang terpapar NII 90 persen pulih sehingga mereka mau mengucap setia NKRI dan tidak hanya itu saja, mereka juga sudah kembali seperti anak seusianya.
 
"Terapi sudah dilakukan beberapa kali dilakukan kepada yang terpapar sudah terus inten diterapi di rumah aman, tinggal tahapan akhir terapi agar mereka benar-benar seperi anak seusianya," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan