Ketua TP-PKK Kabupaten Bogor, Halimatusadiyah Iwan di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Antara/ HO-Humas Pemkab Bogor
Ketua TP-PKK Kabupaten Bogor, Halimatusadiyah Iwan di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Antara/ HO-Humas Pemkab Bogor

Kabupaten Bogor Ajak Warga Lebih Tanggap Terhadap Bencana

Antara • 27 Oktober 2022 14:26
Bogor: Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membentuk Gerakan Keluarga Tanggap Bencana. Hal tersebut dilakukan lantaran Kabupaten Bogor memiliki frekuensi bencana hidrometeorologi basah tertinggi se-Indonesia.
 
Ketua TP-PKK Kabupaten Bogor, Halimatusadiyah Iwan, mengatakan pembentukan Keluarga Tanggap Bencana untuk mengurangi risiko akibat bencana dengan menciptakan keluarga yang paham dan sadar terhadap mitigasi.
 
"Saya mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung kegiatan gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana," kata Halimatusadiyah di Cibinong, Bogor, Kamis, 27 Oktober 2022.
 
Baca: Banjir di Sidomulyo Lampung Selatan Tewaskan 2 Warga

Dia menjelaskan program ini juga membantu Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menyosialisasikan langkah-langkah untuk melakukan mitigasi bencana mulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga.

Pemerintah Kabupaten Bogor juga sudah menetapkan menetapkan siaga bencana hingga akhir tahun sejak apel kesiapsiagaan bencana pada akhir September 2022.
 
Data yang ia terima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, sebanyak 524 bencana terjadi dari awal tahun hingga akhir Agustus 2022. Bencana tersebut terdiri dari 228 tanah longsor, 165 angin kencang dan 71 bencana banjir.
 
Sebelumnya Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut Kabupaten Bogor memiliki frekuensi bencana hidrometeorologi basah tertinggi di Indonesia.
 
Menurutnya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor mendominasi kawasan Jabodetabek, terutama pada Kabupaten Bogor.
 
"Kabupaten Bogor ini adalah dengan frekuensi kejadian bencana hidrometeorologi paling tinggi di Indonesia, tidak hanya di Jabodetabek," ungkap Abdul.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan