"Saya melihat polisi secara sistematis berusaha melakukan Obstruction of Justice, menghalang-halangi upaya penegakan hukum mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi di Kanjuruhan," kata perwakilan TGA, Andi Irfan, Rabu, 19 Oktober 2022.
Andi menerangkan, seharusnya polisi bersikap lebih terbuka ketika mengusut tragedi yang menewaskan 133 orang tersebut. Jika tidak, kepercayaan publik kepada polisi akan semakin melemah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pak Jokowi dengan jelas mengatakan kepercayaan publik sangat rendah, dan harusnya kepolisian dalam konteks penyelesaian kasus Kanjuruhan bersikap lebih terbuka, profesional, akuntabel, melibatkan para pihak terkait peristiwa ini bersama sama penegakan hukum," jelasnya.
Sekjen Federasi Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) ini menyesalkan tindakan polisi yang gegabah datang ke rumah keluarga korban agar dilakukan autopsi. Hal itu diakuinya menimbulkan rasa takut bagi keluarga korban.
Baca juga: 3 Korban Luka Tragedi Kanjuruhan Masih di Ruang ICU RSSA Malang |
"Saya intens berbicara dengan ayah korban, hingga pagi ini masih mengalami ketakutan. Karena terus dikunjungi aparat kepolisian, keluarga korban mengalami trauma, ketakutan," ungkapnya.
Sebelumnya Kapolda Jawa Timur, Irjen Toni Harmanto, mengatakan, autopsi korban tewas pada tragedi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, batal dilakukan atas permintaan keluarga korban.
"Bagaimana pun pelaksanaan autopsi, salah satunya meminta persetujuan keluarga. Dari informasi yang saya peroleh hingga saat ini keluarga sementara belum dihendaki untuk autopsi," katanya, usai berkunjung ke RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Jawa Timur, Rabu 19 Oktober 2022.
Toni menampik pembatalan autopsi karena alasan subjektif. "Tidak benar (ada intimidasi). Silakan bisa dikonfirmasi untuk itu. Semua sudah diketahui publik, informasi-informasi itu silakan media juga bisa mengonfirmasi itu," tegasnya.
Sebanyak 133 orang tewas akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Stadion Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya dirawat di rumah sakit.