Tangkapan layar - Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Wildan dalam media rilis
Tangkapan layar - Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Wildan dalam media rilis "Studi kasus kecelakaan bus pariwisata di Tebing Bego Bantul" secara daring yang dipantau di Jakarta, Rabu (30/11/2022). ANTARA/Adimas Raditya

14 Orang Tewas, Kecelakaan Bus di Bukit Bego Bantul Dipicu Gagal Pengereman

Antara • 30 November 2022 12:57
Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasil investigasi terhadap kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego, Bantul pada 6 Februari 2022 karena kegagalan sistem pengereman.
 
"Jadi faktor penyebab kecelakaan ini adalah pada saat menghadapi jalan sub-standar, pengemudi menggunakan gigi tinggi sehingga melakukan pengereman panjang berkali-kali dan berdampak pada penurunan angin sistem rem secara cepat," kata Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Wildan dalam media rilis secara daring yang dipantau di Jakarta, Rabu, 30 November 2022.
 
Wildan menjelaskan, pengemudi bus menggunakan gigi tinggi di jalan menurun yang relatif cukup curam sehingga memberikan daya dorong yang sangat besar pada kendaraan tersebut.

Adapun penggunaan gigi tinggi memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang ulang sehingga bus mengalami tekor angin.
 
"Kondisi tersebut membuat tenaga pneumatic yang dihasilkan sistem rem tidak mampu memberikan daya dorong kampas menekan tromol," terang Wildan.
 
Baca juga: Sopir Travel Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Tol Cipali

Ia menyampaikan, jejak pengereman yang terputus putus dan semakin tipis pada jarak 200 meter di lokasi kejadian menunjukkan penurunan tenaga pneumatic tersebut.
 
Selain itu, pengemudi mencoba untuk menurunkan ke gigi rendah pada saat kendaraan melaju dengan cukup kencang yang mengakibatkan kegagalan pada sistem transmisi.
 
"Pengemudi bus dan truk, jangan sekali-sekali menurunkan gigi di jalan menurun. Ketika putaran roda sangat tinggi, kemudian anda menurunkan gigi maka proporsi putaran mesin dan roda tidak seimbang sehingga akhirnya masuk ke gigi netral," ujar dia.
 
Lebih lanjut Wildan menyampaikan, berdasarkan hasil dan data investigasi yang diperoleh KNKT, diketahui bahwa kasus kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong rata-rata diakibatkan oleh kecepatan yang sangat tinggi.
 
Para pengemudi biasanya mencoba menurunkan gigi sebagai upaya untuk melakukan engine brake, padahal pada kecepatan tinggi sistem transmisi justru akan berpindah pada gigi netral.
 
Baca juga: 3 Mobil Terlibat Kecelakaan Beruntun di Menggala Lampung

Ia juga menegaskan, tidak ada satupun teknologi otomotif yang mengizinkan pengemudi memindahkan gigi lebih rendah di jalan menurun karena mesin akan hancur.
 
"Saat akan menurunkan gigi pasti menginjak kopling sehingga daya dorongnya menjadi maksimal. Sistem transmisi pasti akan menolak, kalaupun masuk pasti giginya rompal," jelasnya.
 
Kecelakaan bus pariwisata menabrak tebing di Bukit Bego, Imogiri, Bantul, pada Minggu, 6 Februari 2022, mengakibatkan 14 orang meninggal dunia, 4 orang luka berat dan 29 orang luka ringan.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan