Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. (Foto: Medcom.id/Amal)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. (Foto: Medcom.id/Amal)

PSBB di Surabaya Raya Dinilai tak Optimal

Amaluddin • 08 Mei 2020 07:49
Surabaya: Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, menilai pelaksanaan pembatasan sosial berskala sosial di Surabaya Raya (PSBB) tak optimal. Pasalnya, hingga hari ke-10 PSBB, belum ada hasil yang signifikan.
 
"Belum maksimal PSBB di Surabaya Raya. Utamanya di Surabaya, yang menjadi daerah tertinggi angka kasus covid-19, baik jumlah yang positif, maupun yang meninggal," kata Joni, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis, 7 Mei 2020.
 
Menurut Joni, penyebaran kasus covid-19 di Surabaya terus bertambah, berbanding terbalik dengan PSBB di Gresik dan Sidoarjo yang cenderung mengalami penurunan. Sejak 28 April 2020 PSBB Surabaya Raya, lanjut Joni, 47 persen penambahan kasus baru covid-19 ada di Surabaya. Jumlah total positif korona di Surabaya, saat ini sebanyak 592 orang.

"Jika dibandingkan dengan Sidoarjo hanya 12 persen dengan total 152 orang positif, dan Kabupaten Gresik hanya toga persen dengan total 37 pasien positif covid-19," ungkapnya.
 
Baca juga: Pemprov Jatim Belum Mampu Penuhi Kuota Bansos Tunai
 
Hal yang sama juga terjadi pada tren jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Hingga saat ini, ODP di Surabaya mencapai 2.881 orang, dan PDP jumlahnya 1.461 orang. 
 
Sementara di dua daerah lainnya yang menerapkan PSBB, seperti di Kabupaten Sidoarjo, jumlah PDP 214 orang atau tidak ada kenaikan, dan ODP sebanyak 832 orang. Demikian juga di Kabupaten Gresik, kasus PDP 158 orang dan 1.135 ODP, tidak menunjukkan ada kenaikan.
 
"Pasien meninggal juga terus bertambah. Hingga saat ini sudah mencapai 78 orang di Surabaya," kata dia.
 
Joni pun meminta Pemkot Surabaya, benar-benar optimal melaksanakan PSBB. Ia yakin Surabaya mampu menekan kasus covid-19 di wilayahnya. 
"Memang perlu sinergitas. Makanya kami minta Pemkot Surabaya lebih serius, lebih agresif, memutus mata rantai covid-19 ini," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan