Yogyakarta: Sejumlah bocah tampak melingkar di barak pengungsian Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka tetap belajar di tengah ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi.
Sejak Gunung Merapi berstatus siaga pada 5 November 2020, warga di lereng Gunung Merapi berjarak lima kilometer dari puncak diungsikan bertahap. Warga rentan, termasuk anak-anak diungsikan lebih dulu. Warga dewasa masih dipersilakan berada di tempat tinggal.
Anak-anak yang belajar di barak pengungsian tampak semringah. Meskipun, sebagian orang tua mereka tak tega dan akhirnya memutuskan ikut mengungsi.
Seorang anak di pengungsian, Nabila, tampak komunikatif dengan pengajar di barak pengungsian. Nabila belajar sejak pukul 8.00 WIB.
"Semua buku tak bawa (ke barak pengungsian). Ada buku PPKn, matematika juga," ujarnya Selasa, 10 November 2020.
Bocah kelas V SD itu terkadang harus belajar daring. Namun, jaringan internet di barak pengungsian terkadang tidak terjangkau.
Baca: Jalur Evakuasi Bencana Merapi di Tiga Daerah Disebut Belum Siap
Beruntung, pengelola di barak pengungsian itu menyediakan layanan jaringan internet. Bocah 11 tahun itu mengaku bisa mengikuti pembelajaran dengan lancar.
"Pas belajar belum ada WiFi susah kirim tugas. Ini di pas ngungsi lancar belajarnya," ujarnya.
Selain Nabila, Marsya, siswa kelas I SD, juga belajar di barak pengungsian. Bocah tujuh tahun itu juga memboyong semua buku pelajaran.
"Buku Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, Matematika tak bawa dari rumah ke sini (barak pengungsian)," ucapnya.
Baca: Gubernur DIY Minta Tak Ada Diskriminasi ke Pengungsi Merapi
Suasana di pengungsian tak sepenuhnya kondusif untuk pembelajaran. Suara lalu-lalang pengungsi maupun relawan cukup mengganggu. Ini jadi pengalaman pertama mereka. Para bocah di pengungsian itu berharap situasi Gunung Merapi kembali normal.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, mengatakan jaringan internet telah disiapkan saat Gunung Merapi berstatus siaga. Ia mengatakan kecepatan jaringan internet diupayakan ditambah.
"Kita sudah sampai ke (Dinas) Kominfo agar kecepatan internet ditambah kecepatan internet ditambah. Gak cuma untuk pembelajaran anak-anak, komunikasi dengan (barak) lain juga supaya lancar," kata Joko.
Yogyakarta: Sejumlah bocah tampak melingkar di barak pengungsian Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka tetap belajar di tengah ancaman bahaya erupsi
Gunung Merapi.
Sejak Gunung Merapi berstatus siaga pada 5 November 2020, warga di lereng Gunung Merapi berjarak lima kilometer dari puncak diungsikan bertahap. Warga rentan, termasuk anak-anak diungsikan lebih dulu. Warga dewasa masih dipersilakan berada di tempat tinggal.
Anak-anak yang belajar di barak pengungsian tampak semringah. Meskipun, sebagian orang tua mereka tak tega dan akhirnya memutuskan ikut mengungsi.
Seorang anak di pengungsian, Nabila, tampak komunikatif dengan pengajar di barak pengungsian. Nabila belajar sejak pukul 8.00 WIB.
"Semua buku tak bawa (ke barak pengungsian). Ada buku PPKn, matematika juga," ujarnya Selasa, 10 November 2020.
Bocah kelas V SD itu terkadang harus belajar daring. Namun, jaringan internet di barak pengungsian terkadang tidak terjangkau.
Baca: Jalur Evakuasi Bencana Merapi di Tiga Daerah Disebut Belum Siap
Beruntung, pengelola di barak pengungsian itu menyediakan layanan jaringan internet. Bocah 11 tahun itu mengaku bisa mengikuti pembelajaran dengan lancar.
"Pas belajar belum ada WiFi susah kirim tugas. Ini di pas ngungsi lancar belajarnya," ujarnya.
Selain Nabila, Marsya, siswa kelas I SD, juga belajar di barak pengungsian. Bocah tujuh tahun itu juga memboyong semua buku pelajaran.
"Buku Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, Matematika tak bawa dari rumah ke sini (barak pengungsian)," ucapnya.
Baca: Gubernur DIY Minta Tak Ada Diskriminasi ke Pengungsi Merapi
Suasana di pengungsian tak sepenuhnya kondusif untuk pembelajaran. Suara lalu-lalang pengungsi maupun relawan cukup mengganggu. Ini jadi pengalaman pertama mereka. Para bocah di pengungsian itu berharap situasi Gunung Merapi kembali normal.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, mengatakan jaringan internet telah disiapkan saat Gunung Merapi berstatus siaga. Ia mengatakan kecepatan jaringan internet diupayakan ditambah.
"Kita sudah sampai ke (Dinas) Kominfo agar kecepatan internet ditambah kecepatan internet ditambah. Gak cuma untuk pembelajaran anak-anak, komunikasi dengan (barak) lain juga supaya lancar," kata Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)