Jepara: Kenaikan debit air sungai Serang Welahan Drainase (SWD) I mengakibatkan wilayah permukiman di Desa Gedangan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tergenang. Ketinggian air yang menggenai permukiman hingga 40 sentimeter.
Seorang warga, Eko Budoyo, mengatakan genangan air membuat aktivitas warga terganggu. Sejumlah ruas jalan desa terpaksa ditutup dan kondisi itu sudah terjadi sejak lima hari lalu.
“Ya seperti ini kalau air sungai naik. Ditambah hujan jadinya banjir. Setahun bisa sampai tiga kali (banjir),” kata Eko, Sabtu, 12 Desember 2020.
Sebanyak 40 rumah warga tergenang. Sejumlah fasilitas publik pun ikut terendam.
Baca juga: RS UII Buka Layanan Suntik Vaksin Covid-19
“Kondisi seperti ini sudah lama. Pokoknya kalau hujan ya, banjir tapi tidak pernah dicarikan solusi agar tidak banjir,” kata Eko.
Warga lainnya, Arifin, mengatakan air yang menggenai permukiman warga lantaran pintu air sungai dari permukiman ke sungai SWD I tidak berfungsi maksimal. Sehingga, ketika permukaan air sungai SWD I naik, air melimpas ke perumahan warga.
“Semestinya, pintu air ini lebih tinggi lagi. Jadi kalau sungainya meluap airnya tidak masuk ke kampung-kampung. Kalau seperti ini, pintuya kurang tinggi, begitu air sungai naik ya, masuk lewat celah pintu,” imbuh Arifin.
Jepara: Kenaikan debit air sungai Serang Welahan Drainase (SWD) I mengakibatkan wilayah permukiman di Desa Gedangan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tergenang.
Ketinggian air yang menggenai permukiman hingga 40 sentimeter.
Seorang warga, Eko Budoyo, mengatakan genangan air membuat aktivitas warga terganggu. Sejumlah ruas jalan desa terpaksa ditutup dan kondisi itu sudah terjadi sejak lima hari lalu.
“Ya seperti ini kalau air sungai naik. Ditambah hujan jadinya banjir. Setahun bisa sampai tiga kali (banjir),” kata Eko, Sabtu, 12 Desember 2020.
Sebanyak 40 rumah warga tergenang. Sejumlah fasilitas publik pun ikut terendam.
Baca juga:
RS UII Buka Layanan Suntik Vaksin Covid-19
“Kondisi seperti ini sudah lama. Pokoknya kalau hujan ya, banjir tapi tidak pernah dicarikan solusi agar tidak banjir,” kata Eko.
Warga lainnya, Arifin, mengatakan air yang menggenai permukiman warga lantaran pintu air sungai dari permukiman ke sungai SWD I tidak berfungsi maksimal. Sehingga, ketika permukaan air sungai SWD I naik, air melimpas ke perumahan warga.
“Semestinya, pintu air ini lebih tinggi lagi. Jadi kalau sungainya meluap airnya tidak masuk ke kampung-kampung. Kalau seperti ini, pintuya kurang tinggi, begitu air sungai naik ya, masuk lewat celah pintu,” imbuh Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)