Kulon Progo: Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat sudah terjadi 21 kasus leptospirosis selama awal 2023. Kasus penyakit dari bakteri yang menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi ini sudah menelan korban jiwa.
"Satu penderita leptospirosis asal (Kecamatan) Panjatan tahun ini meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulon Progo Rina Nuryati, dihubungi, Selasa, 7 Maret 2023.
Sebanyak 21 kasus leptospirosis itu tersebar di berbagai kecamatan di Kulon Progo. Kecamatan Girimulyo menjadi yang tertinggi dengan sebanyak 6 kasus. Sementara, Kecamatan Wates, Kecamatan Sentolo, dan Kecamatan Lendah menjadi yang terendah dengan masing-masing 1 kasus.
Catatan Dinas Kesehatan Kulon Progo sebenarnya ada 22 kasus leptospirosis. Namun, satu yang yang terdata ditandai ada di luar wilayah.
"Yang banyak kasusnya (Leptospirosis) di (Kecamatan) Panjatan dan Girimulyo. Titik paling banyak di Girimulyo tahun ini, kemarin sama Nanggulan," kata Rina.
Baca: 9 Warga Jatim Meninggal Akibat Terinfeksi Leptospirosis
Ia mengatakan kasus leptospirosis dominan dialami petani yang bekerja di pesawahan. Misalnya di Kecamatan Nanggulan terdapat hamparan pesawahan luas yang memiliki risiko penyebaran penyakit dari berasal dari air seni hewan itu.
"Kemarin akhir tahun sempat tinggi kasusnya di Nanggulan. Kami ke sana melacak lebih lanjut, ternyata (dialami warga yang) punya sawah yang ada di sekitar saluran irigasi, satu jalur," kata dia.
Rina menyatakan jajarannya berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat soal ancaman penyakit leptospirosis ini. Terlebih mayoritas masyarakat merupakan petani yang harus bergelut di lahan yang berisiko.
"Ini menjadi bahan kami edukasi ke masyarakat, bahwa ini pekerja di sawah berisiko tinggi terkena infeksi leptospira," ungkapnya.
Kulon Progo: Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat sudah terjadi 21 kasus
leptospirosis selama awal 2023. Kasus penyakit dari bakteri yang menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi ini sudah menelan korban jiwa.
"Satu penderita leptospirosis asal (Kecamatan) Panjatan tahun ini meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulon Progo Rina Nuryati, dihubungi, Selasa, 7 Maret 2023.
Sebanyak 21 kasus leptospirosis itu tersebar di berbagai kecamatan di Kulon Progo. Kecamatan Girimulyo menjadi yang tertinggi dengan sebanyak 6 kasus. Sementara, Kecamatan Wates, Kecamatan Sentolo, dan Kecamatan Lendah menjadi yang terendah dengan masing-masing 1 kasus.
Catatan Dinas Kesehatan Kulon Progo sebenarnya ada 22 kasus leptospirosis. Namun, satu yang yang terdata ditandai ada di luar wilayah.
"Yang banyak kasusnya (Leptospirosis) di (Kecamatan) Panjatan dan Girimulyo. Titik paling banyak di Girimulyo tahun ini, kemarin sama Nanggulan," kata Rina.
Baca:
9 Warga Jatim Meninggal Akibat Terinfeksi Leptospirosis
Ia mengatakan kasus leptospirosis dominan dialami petani yang bekerja di pesawahan. Misalnya di Kecamatan Nanggulan terdapat hamparan pesawahan luas yang memiliki risiko penyebaran penyakit dari berasal dari air seni hewan itu.
"Kemarin akhir tahun sempat tinggi kasusnya di Nanggulan. Kami ke sana melacak lebih lanjut, ternyata (dialami warga yang) punya sawah yang ada di sekitar saluran irigasi, satu jalur," kata dia.
Rina menyatakan jajarannya berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat soal ancaman penyakit leptospirosis ini. Terlebih mayoritas masyarakat merupakan petani yang harus bergelut di lahan yang berisiko.
"Ini menjadi bahan kami edukasi ke masyarakat, bahwa ini pekerja di sawah berisiko tinggi terkena infeksi leptospira," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)