Surabaya: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, menyebut Kabupaten Pacitan dan Tulungagung merupakan daerah terparah terinfeksi penyakit leptospirosis atau yang dikenal dengan wabah kencing tikus. Hingga saat ini, tercatat sembilan orang meninggal dunia setelah terinfeksi penyakit tersebut.
"Sebanyak enam orang meninggal dunia di Pacitan dan di Tulungagung tiga orang meninggal," kata Erwin, dikonfirmasi, Senin, 6 Maret 2023.
Erwin menegaskan saat ini belum perlu ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Pacitan dan Tulungagung, meski penyakit itu meluas.
"Jadi untuk saat ini masih belum perlu KLB ya," ujarnya.
Dinkes Jatim mendorong surveilans kesehatan khususnya di Pacitan dan Tulungagung. Sehingga dapat mencari riwayatnya secara utuh untuk menekan angka kasus tersebut.
"Dinkes Jatim akan mengumpulkan Dinkes Kabupaten/Kota untuk bekerja ekstra mencegah dan menekan kasus. Kemenkes juga turut membantu penanganannya," ujar dia.
Hingga kini, sembilan Kecamatan di wilayah Kabupaten Pacitan mewabah penyakit leptospirosis. Merebaknya penyakit ini diduga akibat curah hujan tinggi dan berkembangnya populasi tikus yang ikut meyebarkan bakteri tersebut.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptopira Interrogans. Bakteri ini terkandung di dalam air kencing, darah atau jaringan dari hewan pengerat seperti tikus, sapi, anjing, dan babi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Surabaya: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, menyebut Kabupaten Pacitan dan Tulungagung merupakan daerah terparah terinfeksi penyakit
leptospirosis atau yang dikenal dengan wabah kencing tikus. Hingga saat ini, tercatat sembilan orang
meninggal dunia setelah terinfeksi penyakit tersebut.
"Sebanyak enam orang meninggal dunia di Pacitan dan di Tulungagung tiga orang meninggal," kata Erwin, dikonfirmasi, Senin, 6 Maret 2023.
Erwin menegaskan saat ini belum perlu ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Pacitan dan Tulungagung, meski penyakit itu meluas.
"Jadi untuk saat ini masih belum perlu KLB ya," ujarnya.
Dinkes Jatim mendorong surveilans kesehatan khususnya di Pacitan dan Tulungagung. Sehingga dapat mencari riwayatnya secara utuh untuk menekan angka kasus tersebut.
"Dinkes Jatim akan mengumpulkan Dinkes Kabupaten/Kota untuk bekerja ekstra mencegah dan menekan kasus. Kemenkes juga turut membantu penanganannya," ujar dia.
Hingga kini, sembilan Kecamatan di wilayah Kabupaten Pacitan mewabah penyakit leptospirosis. Merebaknya penyakit ini diduga akibat
curah hujan tinggi dan berkembangnya populasi tikus yang ikut meyebarkan bakteri tersebut.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptopira Interrogans. Bakteri ini terkandung di dalam air kencing, darah atau jaringan dari hewan pengerat seperti tikus, sapi, anjing, dan babi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)