Kondisi jalan pascagempa Pasaman Barat. Foto: BNPB
Kondisi jalan pascagempa Pasaman Barat. Foto: BNPB

Ahli Geologi Beberkan Penyebab Pergerakan Tanah Usai Gempa Pasaman Barat

Antara • 27 Februari 2022 18:23
Sumbar: Ahli geologi lingkungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Wisnu Arya Gemilang mengungkap penyebab pergerakan tanah di lokasi gempa Pasaman Barat, Sumatra Barat (Sumbar). Ia mengatakan pergerakan tanah dipicu endapan aluvial atau pasir di dalam tanah pada kedalaman 0-8 hingga 5 meter.
 
"Hasil riset identifikasi kerentanan pesisir di Pasaman Barat ditemukan pada kedalaman lebih dari sembilan meter lapisan tanah yang mengandung air bersifat menerus di bagian bawah lapisan aluvial," kata Wisnu Arya Gemilang di Padang, Minggu, 27 Februari 2022.
 
Menurut dia, kondisi tersebut berpotensi memicu pergerakan tanah apabila terjadi gempa dengan kekuatan lebih dari 5 magnitudo. Hal ini akan berakibat terbukanya beberapa rekahan sehingga air dengan mudah keluar melalui rekahan tersebut dan membawa material tanah lunak di atasnya.

"Keluarnya air panas, dapat diinterpretasikan bahwa di sekitar segmen Sesar Sumatra, apabila terjadi gempa maka pergerakan akan berpotensi menimbulkan sumber panas. Air yang menyentuh hotspot melalui rekahan batuan akan membentuk air panas, dan saat terjadi gempa akan keluar bersamaan dengan tanah lunak," jelas dia.
 
Ia mengidentifikasi faktor-faktor geologi ini yang menjadi salah satu pemicu terjadinya pergerakan tanah usai gempa 6,2 magnitudo di Kabupaten Pasaman Barat. Dari jejak historis peristiwa gempa bumi di Pulau Sumatra, ia menilai diperlukan upaya mitigasi bencana gempa serta bencana ikutan dengan melakukan pembuatan peta zonasi gempa.
 
Sementara itu, peta untuk kebutuhan kebencanaan harus diturunkan atau diproses dan dianalisis lebih lanjut sesuai dengan mikrozonasi kerawanan gempa.
 
Baca: BPBD Terus Mendata Kerusakan Akibat Gempa Pasaman Barat
 
"Untuk komponen dalam peta rawan gempa perlu ditambahkan komponen peta patahan aktif dan nonaktif. Upaya pembuatan peta rawan bencana gempa yang terinci diharapkan dapat meminimalkan dampak terjadinya bencana mendatang," ujar dia.
 
Terkait fenomena tanah mengalir bercampur air panas di pinggiran Sungai Batang Timah Pasaman usai gempa, ia menilai hal itu adalah debrisflow atau mudflow. Peristiwa itu biasanya terjadi saat hujan lebat di hulu, lalu membangkitkan aliran debris dan menghantam pemukiman di sekitar sungai.
 
"Gunung Talamau mempunyai elevasi puncak tertinggi di Sumatra Barat. Akibat gempa pada hari Jumat lalu tersebut, sekeliling aliran sungai di gunung berpotensi mengalami retakan dan longsor sehingga material longsor masuk ke badan sungai dan terbawa aliran air sampai ke hilir," tutur Wisnu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan