Tangerang Selatan: Kudapan manis banyak diburu masyarakat sebagai takjil atau makanan untuk berbuka puasa. Berbaai kudapan manis banyak dijajakan di sepanjang jalan menjelang waktu berbuka.
Salah satunya, Upik Jelita, 48 yang sudah menjual berbagai kudapan manis untuk berbuka puasa sejak 2015. Kudapan buatannya laris manis sejak merambah jualannya lewat platform online.
Tidak hanya dijual di Ramadan, aneka kudapan manis yang diberi nama Bubur Ayunian diproduksi dan dijual wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat itu, di hari-hari biasa di luar Ramadan.
"Awalnya saya beri nama The Buburs, kemudian berganti Rumah Bubur Bunda Upik dan akhirnya tahun 2021 kami melakukan rebranding dari menjadi Bubur Ayunian, Alhamdulillah sudah kami daftarkan juga di HKI (hak kekayaan intelektual)," ujar Upik, warga Perumahan Panorama Serpong, Tangerang Selatan ditemui, Kamis 7 April 2022
Setelah 7 tahun lebih, kudapan manis Bubur Ayunian buatan Upik pun semakin berkembang. Satu persatu kudapan tradisional nusantara yang dibuatnya dalam skala produksi rumahan semakin beragam.
Baca: Bupati Bogor Minta Jajarannya Bagikan Takjil Gratis kepada Masyarakat
"Ada biji salak, bubur ketan hitam, bubur sumsum, bubur mutiara, bubur kacang ijo, bubur kampiun, singkong dan ubi ungu lumer. Semua kudapan lokal nusantara dengan bahan baku berkualitas, bebas pengawet dan tanpa pemanis buatan," katanya.
Ibu tiga orang anak ini mengaku, ketertarikannya mengembangkan dan memasarkan kudapan lokal nusantara tersebut, tidak hanya di Ramadan. Ia ingin penganan lokal sehat dari berbagai daerah itu, bisa dinikmati orang setiap hari.
"Biasanya didapat setahun sekali pas bulan puasa, jadi saya ingin produk kuliner ini bisa dinikmati setiap hari tanpa harus menunggu bulan puasa dan saya merasa usaha ini sangat prospek untuk dikembangkan," ujar dia.
Selain hal itu, Upik melalui Bubur Ayunian juga tengah berupaya mempopulerkan kudapan lokal tradisional ke generasi milenial dengan desain kemasan dan tampilan kudapan yang premium.
Selain rasanya yang enak, kudapan buatan Upik, juga memiliki desain kemasan menarik yang kekinian. Bahkan Upik, mengemasnya lebih menarik, sehingga cocok dijadikan sebagai bingkisan hantaran untuk orang-orang terdekat.
"Kemasan Bubur Ayunian kami buat cantik dan menarik, sehingga bubur tradisi ini bisa diminati oleh kaum milenial. Dengan inovasi kemasan, bubur ayunian bisa dijadikan alternatif untuk oleh-oleh atau parcel untuk orang-orang tersayang. Bahkan desain produk Bubur Ayunian ini menjadi salah satu produk kuliner karya kreatif Banten 2020 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Banten," kata dia.
Upik mengaku, setiap hari di luar Ramadan, bisa menjual sampai 135 mangkok pesanan aneka kudapan manis yang diproduksi setiap hari. Sementara di Ramadan, omzetnya naik 75 persen dan mampu menjual hingga 235 mangkuk per hari.
"Setiap tahun selalu ada peningkatan omset. Kalau dirata-ratakan setiap hari laku 135 mangkuk dan naik 75 persen atau rata-rata 235 mamgkuk terjual setiap hari di Ramadan," kata dia.
Untuk setiap kemasan per mangkuk, kudapan manis bubur ayunian dibanderol seharga Rp15 ribu hingga Rp100 ribu untuk paket hampers atau parcel.
Tangerang Selatan: Kudapan manis banyak diburu masyarakat sebagai
takjil atau makanan untuk berbuka puasa. Berbaai kudapan manis banyak dijajakan di sepanjang jalan menjelang waktu berbuka.
Salah satunya, Upik Jelita, 48 yang sudah menjual berbagai kudapan manis untuk berbuka puasa sejak 2015. Kudapan buatannya laris manis sejak merambah jualannya lewat platform online.
Tidak hanya dijual di Ramadan, aneka kudapan manis yang diberi nama Bubur Ayunian diproduksi dan dijual wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat itu, di hari-hari biasa di luar Ramadan.
"Awalnya saya beri nama The Buburs, kemudian berganti Rumah Bubur Bunda Upik dan akhirnya tahun 2021 kami melakukan
rebranding dari menjadi Bubur Ayunian, Alhamdulillah sudah kami daftarkan juga di HKI (hak kekayaan intelektual)," ujar Upik, warga Perumahan Panorama Serpong, Tangerang Selatan ditemui, Kamis 7 April 2022
Setelah 7 tahun lebih, kudapan manis Bubur Ayunian buatan Upik pun semakin berkembang. Satu persatu kudapan tradisional nusantara yang dibuatnya dalam skala produksi rumahan semakin beragam.
Baca: Bupati Bogor Minta Jajarannya Bagikan Takjil Gratis kepada Masyarakat
"Ada biji salak, bubur ketan hitam, bubur sumsum, bubur mutiara, bubur kacang ijo, bubur kampiun, singkong dan ubi ungu lumer. Semua kudapan lokal nusantara dengan bahan baku berkualitas, bebas pengawet dan tanpa pemanis buatan," katanya.
Ibu tiga orang anak ini mengaku, ketertarikannya mengembangkan dan memasarkan kudapan lokal nusantara tersebut, tidak hanya di Ramadan. Ia ingin penganan lokal sehat dari berbagai daerah itu, bisa dinikmati orang setiap hari.
"Biasanya didapat setahun sekali pas bulan puasa, jadi saya ingin produk kuliner ini bisa dinikmati setiap hari tanpa harus menunggu bulan puasa dan saya merasa usaha ini sangat prospek untuk dikembangkan," ujar dia.
Selain hal itu, Upik melalui Bubur Ayunian juga tengah berupaya mempopulerkan kudapan lokal tradisional ke generasi milenial dengan desain kemasan dan tampilan kudapan yang premium.
Selain rasanya yang enak, kudapan buatan Upik, juga memiliki desain kemasan menarik yang kekinian. Bahkan Upik, mengemasnya lebih menarik, sehingga cocok dijadikan sebagai bingkisan hantaran untuk orang-orang terdekat.
"Kemasan Bubur Ayunian kami buat cantik dan menarik, sehingga bubur tradisi ini bisa diminati oleh kaum milenial. Dengan inovasi kemasan, bubur ayunian bisa dijadikan alternatif untuk oleh-oleh atau parcel untuk orang-orang tersayang. Bahkan desain produk Bubur Ayunian ini menjadi salah satu produk kuliner karya kreatif Banten 2020 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Banten," kata dia.
Upik mengaku, setiap hari di luar Ramadan, bisa menjual sampai 135 mangkok pesanan aneka kudapan manis yang diproduksi setiap hari. Sementara di Ramadan, omzetnya naik 75 persen dan mampu menjual hingga 235 mangkuk per hari.
"Setiap tahun selalu ada peningkatan omset. Kalau dirata-ratakan setiap hari laku 135 mangkuk dan naik 75 persen atau rata-rata 235 mamgkuk terjual setiap hari di Ramadan," kata dia.
Untuk setiap kemasan per mangkuk, kudapan manis bubur ayunian dibanderol seharga Rp15 ribu hingga Rp100 ribu untuk paket
hampers atau parcel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)