Makassar: Keberadaan pasien yang diduga terpapar cacar monyet di Kota Makassar, membuat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, mulai waspada. Dinkes menginstruksikan pemerintah kabupaten dan kota untuk menerapkan 3T.
Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan, Arman Bausat, mengatakan pihaknya telah berkordinasi dengan dinkes kabupaten dan kota setempat untuk melakukan penelitian epidemiologi mengantisipasi penularan monkeypox.
"Sudah kordinasi dengan kabupaten kota untuk melakukan penelitian penelitian epidemiologi untuk bagaimana mengantisipasi penularan maupun penanganan pasien cacar monyet," katanya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 25 Agustus 2022.
Untuk saat ini pihaknya meminta seluruh dinkes kabupaten dan kota mencegah dengan penularan cacar monyet dengan menerapkan 3T, tracing, testing. Menurutnya, penanganan cacar monyet sama dengan penanganan covid-19.
"Kami sudah dapat edaran waktu ini menyebar di luar negeri kemenkes sudah memberikan peringatan untuk waspada terhadap penyakit ke seluruh provinsi dan kabupaten kota," jelasnya.
Ia juga mengatakan selain sama-sama berasal dari virus, tanda-tanda terhadap penyakit cacar monyet dan covid-19 juga hampir sama, seperti demam, sakit badan, hanya yang membedakan dari covid-19 adalah ada ruam pada kulit penderita cacar monyet.
"Penanganannya kan sama dengan covid-19. Karena kan penyebabnya sama-sama virus, tapi virusnya berbeda. Gejalanya juga hampir sama, demam, sakit kepala, sakit badan, cuma khasnya ini ada ruam kulit," jelasnya.
Sejauh ini ada dua pasien suspek cacar monyet (monkeypox) dirawat di dua rumah sakit di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kedua pasien itu merupakan laki-laki berusia 37 tahun dan 20 tahun. Satu dirawat di Rumah Sakit Labuang Baji dan di Rumah Sakit Pendidikan Unhas
Sampel kedua pasien yang saat ini yang dirawat telah dibuatkan surat pengantar kemudian di kirim ke Jakarta. Jika sampel milik dua pasien yang diduga terpapar cacar monyet itu sampai ke Jakarta. Kemungkinan hasilnya baru bisa keluar dua hari ke depan.
Makassar: Keberadaan pasien yang diduga terpapar
cacar monyet di Kota Makassar, membuat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, mulai waspada. Dinkes menginstruksikan pemerintah kabupaten dan kota untuk menerapkan 3T.
Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan, Arman Bausat, mengatakan pihaknya telah berkordinasi dengan dinkes kabupaten dan kota setempat untuk melakukan penelitian epidemiologi mengantisipasi
penularan monkeypox.
"Sudah kordinasi dengan kabupaten kota untuk melakukan penelitian penelitian epidemiologi untuk bagaimana mengantisipasi penularan maupun penanganan pasien cacar monyet," katanya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 25 Agustus 2022.
Untuk saat ini pihaknya meminta seluruh dinkes kabupaten dan kota mencegah dengan penularan cacar monyet dengan menerapkan 3T, tracing, testing. Menurutnya, penanganan cacar monyet sama dengan penanganan covid-19.
"Kami sudah dapat edaran waktu ini menyebar di luar negeri kemenkes sudah memberikan peringatan untuk waspada terhadap penyakit ke seluruh provinsi dan kabupaten kota," jelasnya.
Ia juga mengatakan selain sama-sama berasal dari virus, tanda-tanda terhadap penyakit cacar monyet dan covid-19 juga hampir sama, seperti demam, sakit badan, hanya yang membedakan dari covid-19 adalah ada ruam pada kulit penderita cacar monyet.
"Penanganannya kan
sama dengan covid-19. Karena kan penyebabnya sama-sama virus, tapi virusnya berbeda. Gejalanya juga hampir sama, demam, sakit kepala, sakit badan, cuma khasnya ini ada ruam kulit," jelasnya.
Sejauh ini ada dua pasien suspek cacar monyet (monkeypox) dirawat di dua rumah sakit di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kedua pasien itu merupakan laki-laki berusia 37 tahun dan 20 tahun. Satu dirawat di Rumah Sakit Labuang Baji dan di Rumah Sakit Pendidikan Unhas
Sampel kedua pasien yang saat ini yang dirawat telah dibuatkan surat pengantar kemudian di kirim ke Jakarta. Jika sampel milik dua pasien yang diduga terpapar cacar monyet itu sampai ke Jakarta. Kemungkinan hasilnya baru bisa keluar dua hari ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)