Bogor: Wali Kota Bogor Bima Arya mengajak seluruh stakeholder, khususnya para Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk bersama-sama mewaspadai covid-19 agar tidak terjadi lonjakan pada momen Ramadan hingga Idulfitri.
“Memang ada tren sedikit naik belakangan ini soal covid-19 di Kota Bogor, kita masih harus waspada. Untuk DKM bisa membantu sosialisasi agar diinformasikan apabila ada warga yang keluar atau masuk ke masjid, harus didata," ungkap Bima Arya, di Bogor, Rabu, 28 April 2021.
Ia menjelaskan, naiknya kasus covid-19 di Kota Bogor jangan sampai seperti di India. Euforia penurunan kasus justru menjadi bumerang.
"India itu berhasil menurunkan angka covid-19, kemudian warganya cuek, mengadakan kegiatan tanpa protokol kesehatan, sehingga sekarang yang terjadi adalah fasilitas kesehatan di India tidak bisa lagi menampung karena penuh,” beber dia.
Baca juga: 9 Anggota KKB Tewas dalam Baku Tembak Ilaga
Lebih lanjut, Pemkot Bogor bersama Forkopimda akan mengawasi secara ketat aktivitas-aktivitas yang berpotensi menimbulkan penyebaran covid-19.
Setiap DKM diminta ketat mengawasi warga. Pelaksanaan ibadah di masjid tetap diizinkan namun dengan catatan hanya mengakomodasi 50 persen kapasitas jemaah.
"Di tingkat kota (tarawih) ditiadakan, karena kalau diadakan nanti akan tumpah ruah, kerumunannya sulit dikendalikan. Di wilayah silakan, di masjid-masjid silakan, tapi mohon diperhatikan betul protokol kesehatannya,” tegasnya.
Menurut Bima, selama Ramadan pihaknya terus mengawasi pergerakan masyarakat, agar tidak terlalu euforia, tarawih juga diminta tetap dijaga dan arus mudik diawasi ketat. Dengan demikian diharapkan kasus covid-19 bisa dikendalikan.
"Ini titik kritisnya di Ramadan sampai Lebaran nanti. Tapi sebaliknya, kalau kita kendor, nanti PR setelah Lebaran bisa ada lonjakan, itu berat. Mudah-mudahan itu tidak terjadi,” tambah Bima.
Bogor: Wali Kota Bogor Bima Arya mengajak seluruh stakeholder, khususnya para Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk bersama-sama mewaspadai covid-19 agar tidak terjadi lonjakan pada momen
Ramadan hingga Idulfitri.
“Memang ada tren sedikit naik belakangan ini soal covid-19 di Kota Bogor, kita masih harus waspada. Untuk DKM bisa membantu sosialisasi agar diinformasikan apabila ada warga yang keluar atau masuk ke masjid, harus didata," ungkap Bima Arya, di Bogor, Rabu, 28 April 2021.
Ia menjelaskan, naiknya kasus covid-19 di Kota Bogor jangan sampai seperti di India. Euforia penurunan kasus justru menjadi bumerang.
"India itu berhasil menurunkan angka covid-19, kemudian warganya cuek, mengadakan kegiatan tanpa protokol kesehatan, sehingga sekarang yang terjadi adalah fasilitas kesehatan di India tidak bisa lagi menampung karena penuh,” beber dia.
Baca juga:
9 Anggota KKB Tewas dalam Baku Tembak Ilaga
Lebih lanjut, Pemkot Bogor bersama Forkopimda akan mengawasi secara ketat aktivitas-aktivitas yang berpotensi menimbulkan penyebaran covid-19.
Setiap DKM diminta ketat mengawasi warga. Pelaksanaan ibadah di masjid tetap diizinkan namun dengan catatan hanya mengakomodasi 50 persen kapasitas jemaah.
"Di tingkat kota (tarawih) ditiadakan, karena kalau diadakan nanti akan tumpah ruah, kerumunannya sulit dikendalikan. Di wilayah silakan, di masjid-masjid silakan, tapi mohon diperhatikan betul protokol kesehatannya,” tegasnya.
Menurut Bima, selama Ramadan pihaknya terus mengawasi pergerakan masyarakat, agar tidak terlalu euforia, tarawih juga diminta tetap dijaga dan arus mudik diawasi ketat. Dengan demikian diharapkan kasus covid-19 bisa dikendalikan.
"Ini titik kritisnya di Ramadan sampai Lebaran nanti. Tapi sebaliknya, kalau kita kendor, nanti PR setelah Lebaran bisa ada lonjakan, itu berat. Mudah-mudahan itu tidak terjadi,” tambah Bima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)