Semarang: Provinsi Jawa Tengah tidak hanya dilanda bencana kesehatan parah karena pandemi covid-19. Cuaca ekstrem juga membuat sebagian besar wilayah dikepung banjir dan kejadian tanah longsor.
Dari Semarang, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta semua daerah di wilayahnya untuk siaga bencana.
“Selama tiga hari ke depan, cuaca tidak bagus. Kami minta semua bersiaga, terutama di daerah dengan kerawanan bencana tinggi," ujarnya, Selasa, 15 Desember 2020.
Baca juga: Kapolda Sumut Larang Pesta Natal dan Tahun Baru
Dia juga meminta pemangku kepentingan di wilayah sekitar Bengawan Solo untuk siaga, terutama menyiapkan tempat pengungsian dengan protokol kesehatan ketat.
Selama musim hujan, lanjut Ganjar, pemangku wilayah di sungai-sungai besar yang berpotensi meluap harus bersiaga. Di antaranya di Solo raya, Cilacap, dan Banyumas, serta Pekalongan yang kerap menjadi langganan rob.
Peringatan Ganjar pas waktunya. Di Pekalongan, bencana tanah bergerak dan tanah longsor sudah datang ke Desa Bodas, Kecamatan Kandangserang. Sebanyak 86 rumah rusak, jalan, dan lima hektere lahan longsor. Kejadian itu membuat puluhan keluarga harus mengungsi.
“Tim terpadu sudah terjun ke lokasi membantu warga. Selain menyiapkan pengungsian, juga disalurkan bantuan logistik dan obat-obatan,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Budi Rahardjo.
Sementara itu, banjir mengepung Kabupaten Pati, Kudus, Demak, dan Cilacap. Di Pati, air sedalam satu meter menenggelamkan 3.139 hektare lahan pertanian, di Kudus merendam 1.718 hektare sawah, dan di Demak mengepung 2.091 hektare tanaman petani.
“Ancaman puso sudah di depan mata. Selain padi, penyiapan benih yang berusia 1-2 pekan juga sudah rusak,” kata Sunardi, petani di Pati.
Banjir besar yang melanda Cilacap merendam 12 kecamatan. Sebanyak 11 ribu lebih rumah terdampak dan 1.200 warga harus mengungsi.
“Dari 12 kecamatan, baru dua kecamatan yang banjirnya mulai surut, yakni di Cipari dan Adipala,” kata Kepala Plh BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy.
Nahas juga menimpa warga di Kabupaten Kebumen. Tanah longsor melanda Desa/Kecamatan Pejagoan.
“Curah hujan masih tinggi. Warga harus tetap waspada,” kata Bupati KH Yazid Mahfudz.
Sementara itu, banjir mengepung Kabupaten Pati, Kudus, Demak, dan Cilacap. Di Pati, air sedalam satu meter menenggelamkan 3.139 hektare lahan pertanian, di Kudus merendam 1.718 hektare sawah, dan di Demak mengepung 2.091 hektare tanaman petani.
“Ancaman puso sudah di depan mata. Selain padi, penyiapan benih yang berusia 1-2 pekan juga sudah rusak,” kata Sunardi, petani di Pati.
Banjir besar yang melanda Cilacap merendam 12 kecamatan. Sebanyak 11 ribu lebih rumah terdampak dan 1.200 warga harus mengungsi.
“Dari 12 kecamatan, baru dua kecamatan yang banjirnya mulai surut, yakni di Cipari dan Adipala,” kata Kepala Plh BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy.
Nahas juga menimpa warga di Kabupaten Kebumen. Tanah longsor melanda Desa/Kecamatan Pejagoan.
“Curah hujan masih tinggi. Warga harus tetap waspada,” kata Bupati KH Yazid Mahfudz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)