Solo: Dinas Pendidikan (Disdik) Solo menyebut kegiatan studi tur tidak diwajibkan di sekolah-sekolah terutama jenjang SMP dan SD. Kendati demikian, ada ketentuan terkait tata laksana studi tur jika sekolah melaksanakannya.
"Kegiatan itu sendiri tidak wajib dan studi tur dilakukan selama anak sekolah SMP hanya satu kali dan tidak wajib," ujar Kepala Disdik Solo Dian Rineta, di Solo, Jumat, 17 Mei 2024.
Menurutnya, terkait tata laksana penyelenggaraan studi tur tersebut telah disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Di antaranya kendaraan yang akan digunakan wajib dalam kondisi baik dan lulus uji kir.
Di sisi lain, ia mengakui ketentuan terkait studi tur di Solo telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir. Namun kali ini sosialisasi akan kembali digencarkan.
"Wajib memiliki (surat) yang dikeluarkan oleh ASITA. Mobil yang digunakan harus dalam kondisi yang baik dan tahunnya yang muda misalnya tahun 2022. Atau seperti kelayakannya kendaraan yang dikeluarkan oleh Dishub atau kepolisian bahwa kendaraan tersebut layak jalan. Melihat kondisi ya ada preventif tapi memang kita tidak reaktif," katanya.
Kendati tidak melarang penyelenggaraan studi tur bagi sekolah-sekolah, pihaknya tetap akan mengeluarkan surat imbauan. Pasalnya, studi tur dinilai memiliki sisi positif yang jadi pertimbangan seperti jadi ajang anak belajar bersosialisasi.
"Ada kami akan keluarkan jadi tidak larangan tapi tata pelaksanaan studi tur. Studi tur jangan dilihat negatif banyak kebaikan untuk anak anak. anak-anak belajar bersosialisasi, belajar mandiri, memahami karakter teman temannya, ini penting dan itu sulit tidak bisa langsung di proses pembelajaran. 2-3 hari tidak ada orang tua bersama teman-temannya jadi pembelajaran sosial yang luar biasa bagi anak anak," ungkap dia.
Sementara itu, terkait tragedi kecelakaan bus mengangkut siswa SMK di Subang yang memakan 11 korban jiwa, ia menambahkan jika hal itu menjadi pembelajaran tersendiri. Khususnya bagi sekolah yang menjadi penyelenggara menjadi lebih waspada.
"Saya yakin teman-teman sudah melakukan. itu apalagi pasca kejadian (kecelakaan Subang) pasti lebih hati hati lagi pelaksanaannya," terangnya.
Solo: Dinas Pendidikan (Disdik) Solo menyebut kegiatan studi tur tidak diwajibkan di sekolah-sekolah terutama jenjang
SMP dan SD. Kendati demikian, ada ketentuan terkait tata laksana studi tur jika sekolah melaksanakannya.
"Kegiatan itu sendiri tidak wajib dan studi tur dilakukan selama anak sekolah SMP hanya satu kali dan tidak wajib," ujar Kepala Disdik Solo Dian Rineta, di Solo, Jumat, 17 Mei 2024.
Menurutnya, terkait tata laksana penyelenggaraan studi tur tersebut telah disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Di antaranya kendaraan yang akan digunakan wajib dalam kondisi baik dan lulus uji kir.
Di sisi lain, ia mengakui ketentuan terkait studi tur di Solo telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir. Namun kali ini sosialisasi akan kembali digencarkan.
"Wajib memiliki (surat) yang dikeluarkan oleh ASITA. Mobil yang digunakan harus dalam kondisi yang baik dan tahunnya yang muda misalnya tahun 2022. Atau seperti kelayakannya kendaraan yang dikeluarkan oleh Dishub atau kepolisian bahwa kendaraan tersebut layak jalan. Melihat kondisi ya ada preventif tapi memang kita tidak reaktif," katanya.
Kendati tidak melarang penyelenggaraan studi tur bagi sekolah-sekolah, pihaknya tetap akan mengeluarkan surat imbauan. Pasalnya, studi tur dinilai memiliki sisi positif yang jadi pertimbangan seperti jadi ajang anak belajar bersosialisasi.
"Ada kami akan keluarkan jadi tidak larangan tapi tata pelaksanaan studi tur. Studi tur jangan dilihat negatif banyak kebaikan untuk anak anak. anak-anak belajar bersosialisasi, belajar mandiri, memahami karakter teman temannya, ini penting dan itu sulit tidak bisa langsung di proses pembelajaran. 2-3 hari tidak ada orang tua bersama teman-temannya jadi pembelajaran sosial yang luar biasa bagi anak anak," ungkap dia.
Sementara itu, terkait tragedi kecelakaan bus mengangkut siswa SMK di Subang yang memakan 11 korban jiwa, ia menambahkan jika hal itu menjadi
pembelajaran tersendiri. Khususnya bagi sekolah yang menjadi penyelenggara menjadi lebih waspada.
"Saya yakin teman-teman sudah melakukan. itu apalagi pasca kejadian (kecelakaan Subang) pasti lebih hati hati lagi pelaksanaannya," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)