Demak: Banjir akibat tanggul jebol sejak beberapa hari terakhir hingga kini belum surut. Bahkan jumlah desa yang terdampak bertambah mencapai 30 desa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan banjir di Kota Wali diawali hujan deras di bagian hulu. Akibatnya, terjadi peningkatan debit air sungai hingga membuat 7 tanggul jebol.
"Pertama tanggul kanan dan kiri Dukuh Mangun Desa Rejosari Kecamatan Karangawen jebol. Kemudian tanggul kanan Sungai Cabean, di Dukuh Ngemplik Desa Sidorejo juga Jebol, sehingga air menggenangi permukiman warga dan persawahan," ujar Agus, Jumat, 9 Februari 2024.
Selain itu, tanggul sungai Tuntang sebelah kanan yang berada di RT 01 RW 02 Desa Pilangwetan Kecamatan Kebonagung juga jebol. Lalu tanggul kanan sungai Tuntang di Desa Kalianyar dan Desa Tlogodowo Kecamatan Wonosalam turut jebol dan melimpas. Serta tanggul Sungai Jaratun yang berada di RT 02 RW 01 Desa Tambirejo Kecamatan Gajah pun tak kuat menahan tingginya debit air.
"Masih ada lagi yaitu tanggul jebol di Dukuh Dampak Luwuk Desa Sidomulyo Kecamatan Dempet dan tannggul sungai Wulan lambung kiri Dukuh Norowito jebol di dua titik," urai Agus.
Akibat tanggul-tanggul sungai jebol, sebanyak 33 desa yang tersebar di tujuh kecamatan kebanjiran. Di Kecamatan Wonosalam, Gajah, dan Dempet masing-masing delapan desa terendam banjir. Kemudian di Kecamatan Karangtengah, Karangawen, dan Kebonagung masing-masing dua desa. Lalu di Kecamatan Karanganyar ada lima desa yang terendam banjir. Ketinggian air beragam, mulai 20 sampai 150 sentimeter.
"Catatan kami ada 8.170 jiwa warga yang mengungsi di enam titik pengungsian. Kami belum bisa memastikan kapan air akan surut," jelasnya.
Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Harya Muldianto, mengatakan penambalan terhadap tanggul-tanggul yang jebol belum bisa dilakukan. Sebab, kondisi debit air sungai masih tinggi sehingga membahayakan.
"Tapi sementara ini yang tanggul di Sungai Wulan kita tunggu dulu, kondisinya belum surut, saat ini masih tinggi. Jadi belum bisa lakukan tindakan. Intinya nanti kalau sudah surut bakal kami segera perbaiki tanggul-tanggul rusak itu," ujar Harya.
Demak: Banjir akibat tanggul jebol sejak beberapa hari terakhir hingga kini belum surut. Bahkan jumlah desa yang terdampak bertambah
mencapai 30 desa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan banjir di Kota Wali diawali hujan deras di bagian hulu. Akibatnya, terjadi peningkatan debit air sungai hingga membuat 7 tanggul jebol.
"Pertama tanggul kanan dan kiri Dukuh Mangun Desa Rejosari Kecamatan Karangawen jebol. Kemudian tanggul kanan Sungai Cabean, di Dukuh Ngemplik Desa Sidorejo juga Jebol, sehingga air menggenangi permukiman warga dan persawahan," ujar Agus, Jumat, 9 Februari 2024.
Selain itu, tanggul sungai Tuntang sebelah kanan yang berada di RT 01 RW 02 Desa Pilangwetan Kecamatan Kebonagung juga jebol. Lalu tanggul kanan sungai Tuntang di Desa Kalianyar dan Desa Tlogodowo Kecamatan Wonosalam turut jebol dan melimpas. Serta tanggul Sungai Jaratun yang berada di RT 02 RW 01 Desa Tambirejo Kecamatan Gajah pun tak kuat menahan tingginya debit air.
"Masih ada lagi yaitu tanggul jebol di Dukuh Dampak Luwuk Desa Sidomulyo Kecamatan Dempet dan tannggul sungai Wulan lambung kiri Dukuh Norowito jebol di dua titik," urai Agus.
Akibat tanggul-tanggul sungai jebol, sebanyak 33 desa yang tersebar di tujuh kecamatan kebanjiran. Di Kecamatan Wonosalam, Gajah, dan Dempet masing-masing delapan desa terendam banjir. Kemudian di Kecamatan Karangtengah, Karangawen, dan Kebonagung masing-masing dua desa. Lalu di Kecamatan Karanganyar ada lima desa yang terendam banjir. Ketinggian air beragam, mulai 20 sampai 150 sentimeter.
"Catatan kami ada 8.170 jiwa warga yang mengungsi di enam titik pengungsian. Kami belum bisa memastikan kapan air akan surut," jelasnya.
Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Harya Muldianto, mengatakan
penambalan terhadap tanggul-tanggul yang jebol belum bisa dilakukan. Sebab, kondisi debit air sungai masih tinggi sehingga membahayakan.
"Tapi sementara ini yang tanggul di Sungai Wulan kita tunggu dulu, kondisinya belum surut, saat ini masih tinggi. Jadi belum bisa lakukan tindakan. Intinya nanti kalau sudah surut bakal kami segera perbaiki tanggul-tanggul rusak itu," ujar Harya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)