Kupang: Pekerja asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tewas dalam kecelakaan truk di Distrik Minyambou, Pegunungan Arfak, Papua Barat, terdatat sebagai pekerja legal. Dari 18 orang yang tewas, 17 orang tercatat sebagai pekerja dan seorang balita.
Hal tersebut ditegaskan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi. Ia mengatakan Pemprov NTT bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat sudah berkoordinasi agar hak-hak pekerja dipenuhi oleh perusahaan.
Mereka diketahui bekerja sebagai buruh di tambang emas milik suatu perusahaan di Manokwari, ibu kota Papua Barat, bernama Toko Tenga.
"Saya sudah telepon Gubernur Papua Barat dan mereka akan fasilitasi untuk pengaturan hak-hak pekerja. Namun konsentrasi kita saat ini yaitu memakamkan para korban secara baik sesuai dengan adat dan agama mereka," katanya, Jumat, 15 April 2022.
Josef mengatakan, Toko Tenga merupakan perusahaan besar di Manokwari. Pihak perusahaan juga mencarter pesawat untuk memulangkan seluruh korban tewas ke NTT pada Kamis, 14 April 2022.
Baca juga: Jenazah Balita dan Ayah Dipulangkan, Ibu Kritis di Manokwari
Para korban sudah tiba di rumah duka di daerah masing-masing terdiri dari 15 jenazah dibawa ke Kabupaten Belu dengan ambulans, satu jenazah dibawa ke Maumere, Kabupaten Sikka, dengan pesawat carteran, serta dua jenazah masing-masing dibawa ke Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan.
"Ongkos ambulans ditanggung oleh Pemprov NTT," imbuh Josef.
Ketua Ikatan Keluarga Flobamora (IKF)-NTT di Papua Barat, Clinton Tallo, menambahkan pihaknya akan membahas hak-hak pekerja setelah kembali dari Kupang ke Manokwari.
"Kami akan bekerja maksimal dengan pihak perusahaan," ujarnya.
Dia mengungkapkan musibah kecelakaan yang merengut nyawa 18 orang itu akibat rem truk blong.
"Rem blong kemudian truk menabrak tebing dan terbalik. Makanya banyak yang meninggal," ujarnya. Selain itu, truk diduga mengangkut penumpang dan barang melebihi kapasitas yakni 29 penumpang, sepeda motor, dan barang.
Sebelum kejadian, para pekerja sedang dalam perjalanan dari Distrik Minyambou menuju Manokwari yang berjarak sekitar 90-an kilometer. Sejumlah penumpang masih dirawat di rumah sakit. Namun hanya beberapa orang yang masih dalam kondisi kritis ditempatkan di ruang ICU.
Kupang: Pekerja asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tewas dalam kecelakaan truk di Distrik Minyambou,
Pegunungan Arfak, Papua Barat, terdatat sebagai pekerja legal. Dari 18 orang yang tewas, 17 orang tercatat sebagai pekerja dan seorang balita.
Hal tersebut ditegaskan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi. Ia mengatakan Pemprov NTT bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat sudah berkoordinasi agar hak-hak pekerja dipenuhi oleh perusahaan.
Mereka diketahui bekerja sebagai buruh di tambang emas milik suatu perusahaan di Manokwari, ibu kota Papua Barat, bernama Toko Tenga.
"Saya sudah telepon Gubernur Papua Barat dan mereka akan fasilitasi untuk pengaturan hak-hak pekerja. Namun konsentrasi kita saat ini yaitu memakamkan para korban secara baik sesuai dengan adat dan agama mereka," katanya, Jumat, 15 April 2022.
Josef mengatakan, Toko Tenga merupakan perusahaan besar di Manokwari. Pihak perusahaan juga mencarter pesawat untuk memulangkan seluruh korban tewas ke NTT pada Kamis, 14 April 2022.
Baca juga:
Jenazah Balita dan Ayah Dipulangkan, Ibu Kritis di Manokwari
Para korban sudah tiba di rumah duka di daerah masing-masing terdiri dari 15 jenazah dibawa ke Kabupaten Belu dengan ambulans, satu jenazah dibawa ke Maumere, Kabupaten Sikka, dengan pesawat carteran, serta dua jenazah masing-masing dibawa ke Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan.
"Ongkos ambulans ditanggung oleh Pemprov NTT," imbuh Josef.
Ketua Ikatan Keluarga Flobamora (IKF)-NTT di Papua Barat, Clinton Tallo, menambahkan pihaknya akan membahas hak-hak pekerja setelah kembali dari Kupang ke Manokwari.
"Kami akan bekerja maksimal dengan pihak perusahaan," ujarnya.
Dia mengungkapkan musibah kecelakaan yang merengut nyawa 18 orang itu akibat rem truk blong.
"Rem blong kemudian truk menabrak tebing dan terbalik. Makanya banyak yang meninggal," ujarnya. Selain itu, truk diduga mengangkut penumpang dan barang melebihi kapasitas yakni 29 penumpang, sepeda motor, dan barang.
Sebelum kejadian, para pekerja sedang dalam perjalanan dari Distrik Minyambou menuju Manokwari yang berjarak sekitar 90-an kilometer. Sejumlah penumpang masih dirawat di rumah sakit. Namun hanya beberapa orang yang masih dalam kondisi kritis ditempatkan di ruang ICU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)