Surabaya: Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Bagong Suyanto, menduga pelaku fetish jarik, Gilang Aprilian Nugraha Pratama, pernah jadi korban penyimpangan seksual.
"Menurut penelitian, saat kecil (mungkin) jadi koban. Sehingga saat besar menjadi pelaku," kata Bagong, Senin, 3 Juli 2020.
Bagong mengatakan ada banyak bentuk penyimpangan orientasi seksual. Misalnya dengan bujuk rayu, ancaman, maupun dengan tindakan kekerasan.
"Yang dilakukan G ini penyimpangan orientasi seksual dan perilaku. Modus yang dilakukan dengan cara mendompleng sedang melakukan riset. Itu memungkinkan," ujar dia.
Baca juga: Polda Jatim Buka Posko Pengaduan Kasus Fetish
Faktor lain, lanjut Bagong, penyimpangan orientasi seksual bisa karena faktor genetik. Pun pengalaman traumatik korban sehingga membentuk perubahan perilaku menyimpang.
"Makanya harus dilacak faktor si G ini apa," ungkapnya.
Kasus fetish jarik terungkap saat salah satu korban mengungkap perilaku Gilang melalui media sosial. Persoalan itu menjadi panjang usai unggahan korban viral hingga ke Universitas Airlangga, tempat menimba ilmu pelaku, hingga ke kepolisian.
Saat ini, Polda Jatim bersama Unair membuka posko pengaduan agar korban kasus fetish melapor. Sebanyak 15 korban telah melayangkan aduan ke posko help center Unair, namun aparat kesulitan mengungkap kasus lantaran masih sumir.
Surabaya: Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Bagong Suyanto, menduga pelaku fetish jarik, Gilang Aprilian Nugraha Pratama, pernah jadi korban penyimpangan seksual.
"Menurut penelitian, saat kecil (mungkin) jadi koban. Sehingga saat besar menjadi pelaku," kata Bagong, Senin, 3 Juli 2020.
Bagong mengatakan ada banyak bentuk penyimpangan orientasi seksual. Misalnya dengan bujuk rayu, ancaman, maupun dengan tindakan kekerasan.
"Yang dilakukan G ini penyimpangan orientasi seksual dan perilaku. Modus yang dilakukan dengan cara mendompleng sedang melakukan riset. Itu memungkinkan," ujar dia.
Baca juga:
Polda Jatim Buka Posko Pengaduan Kasus Fetish
Faktor lain, lanjut Bagong, penyimpangan orientasi seksual bisa karena faktor genetik. Pun pengalaman traumatik korban sehingga membentuk perubahan perilaku menyimpang.
"Makanya harus dilacak faktor si G ini apa," ungkapnya.
Kasus fetish jarik terungkap saat salah satu korban mengungkap perilaku Gilang melalui media sosial. Persoalan itu menjadi panjang usai unggahan korban viral hingga ke Universitas Airlangga, tempat menimba ilmu pelaku, hingga ke kepolisian.
Saat ini, Polda Jatim bersama Unair membuka posko pengaduan agar korban kasus fetish melapor. Sebanyak 15 korban telah melayangkan aduan ke posko help center Unair, namun aparat kesulitan mengungkap kasus lantaran masih sumir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)