Ilustrasi--Pengunjung memberi makan ikan di obyek wisata minapadi Samberembe, Candi Binangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta. (Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)
Ilustrasi--Pengunjung memberi makan ikan di obyek wisata minapadi Samberembe, Candi Binangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta. (Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

Pengelola Desa Wisata di Sleman Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi

Media Indonesia.com • 03 November 2021 08:20
Sleman: Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, meminta para pengelola destinasi atau objek wisata siaga menghadapi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seiring dengan prakiraan terjadinya cuaca ekstrem.
 
Danang mengatakan sejauh ini sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan langkah antisipasi.
 
"Terkait penanggulangan bencana di destinasi wisata, Pemkab Sleman telah menyampaikan surat edaran setiap destinasi wisata dengan adanya dampak bencana hidrometeorologi untuk melakukan kesiapsiagaan dan edukasi pada penggiat wisata untuk mempersiapkan diri jika ada bencana datang," jelas Danang, Selasa, 2 November 2021.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan pada cuaca ekstrem, pontensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi di Sleman antara lain banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan angin kencang.
 
"Ini tentunya harus disikapi dengan kesiapsiagaan oleh seluruh pengelola destinasi wisata ataupun desa-desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman," kata Suparmono.
 
Baca juga: Pemakaman Khusus Covid-19 di Cipatat KBB Sepi Aktivitas
 
Terkait dengan potensi bencana tersebut Dinas Pariwisata Sleman menindaklanjuti Surat Edaran dari Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 360/2824 tentang Peningkatan Respons Kebencanaan Sebagai Langkah Antisipatif Bencana Hidrometeorologis dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang isinya meminta seluruh pengelola destinasi atupun desa wisata yang wilayahnya memiliki potensi bencana untuk meningkatkan kewaspadaanya sebagai upaya melindungi wisatawan, selama Oktober 2021 sampai Maret 2022, terutama puncak musim hujan pada Januari 2022.
 
Kepala Dinas Pariwisata Sleman lebih lanjut menjelaskan, pengelola destinasi dan desa wisata agar meningkatkan koordinasinya dengan Posko Unit Op PB dan Tim SAR setempat untuk pemantauan kemungkinan terjadinya bencana agar bisa diantisipasi dengan baik.
 
Utamanya yang memiliki aktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dan daerah lereng-lereng seperti di wilayah Kapanewon Prambanan yang berpotensi bencana tanah longsor.
 
"Kami selalu berupaya mengingatkan teman-teman pengelola agar selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan wisatawan," ujar dia.
 
Kepada wisatawan pun, Dinas Pariwisata meminta agar memperhatikan arahan atau himbauan dari pengelola tempat wisata untuk memberikan kenyamanan dan keamanan wisatawan.
 
"Bukan hanya terkait potensi bencana alam, tetapi arahan yang terkait pandemi juga harus dipatuhi," tegasnya. (Agus Utantoro) 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan