Malang: Dokter Dian Agung Anggraeny adalah dokter asal Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang rela dibayar dengan sayur-mayur usai merawat pasiennya. Praktik barter ini telah berjalan sejak 2008 silam hingga sekarang.
Dian melakukannya dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Karena menurutnya, rasa bahagia akan muncul ketika dia bisa membantu orang yang betul-betul membutuhkan pertolongan.
"Saya bahagia ketika bisa membuat orang bahagia. Karena yang datang ke tempat saya kan memang orang yang bener-bener butuh pertolongan," katanya saat ditemui Medcom.id, Selasa 24 September 2019.
"Mereka (pasien) ke tempat lain tidak bisa dan waktu ke tempat saya bisa mendapatkan pelayanan dengan baik. Ketika mereka bisa sembuh, mereka bisa ketawa lagi, saya ikut senang," imbuh dokter lulusan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini.
Ada kisah tentang pasien yang cukup diingat oleh Dian. Tepatnya tahun lalu. Saat itu, ada seorang pasien yang sudah tua dan mengalami serangan jantung datang kepadanya.
Waktu itu, peralatan di klinik Dian begitu terbatas. Sehingga pasien asal Donomulyo ini harus segera dilarikan ke puskesmas terdekat yaitu Puskesmas Sumburpucung, Malang.
"Waktu itu saya nggak ada kendaraan, belum ada mobil waktu itu. Saya mengantar dia naik motor ke puskesmas," ungkap istri dari Nova Andiano ini.
Segala biaya perawatan pasien tersebut ditanggung oleh Dian. Bahkan setelah sembuh, Dian pun menyewakan ambulance untuk memulangkan pasien tersebut ke rumahnya.
"Pokoknya dia nggak bayar, kita yang bayar. Sampai selesai kita tunggu, sampai sembuh baru kita antar pulang ke rumahnya. Orangnya senang banget waktu itu dan saya juga senang karena orangnya selamat," kisah ibu dari lima anak ini.
Dian mengaku memiliki banyak cerita bersama pasiennya. Menurutnya setiap pasien punya ceritanya masing-masing. Seperti saat dia merawat pasien ODHA (orang dengan HIV-AIDS) dan pasien gangguan jiwa.
Dokter 42 tahun ini menjelaskan kedua jenis pasien itu selama ini kerap kali tidak mendapat pelayanan kesehatan dengan maksimal. Padahal pasien ini seharusnya mendapat perlakuan yang sama dengan pasien lain
"Disini, mereka kita perlakukan seperti pasien lainnya. Kita menganggap mereka sepeti keluarga. Jadi sampai sekarang, kami dikenal sebagai dokter keluarga mereka," beber dokter yang juga menjabat Humas Pusat Data dan Informasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang ini.
Klinik milik Dian sendiri bernama Klinik Dian Kusuma Wijaya yang berlokasi di Jalan Kusmanaji nomor 40, Dusun Suko, Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Total ada 13 pegawai yang dipekerjakan Dian di kliniknya tersebut. Mulai dari perawat, bidan, tukang kebun, asisten rumah tangga dan lain-lain. Bahkan Dian juga mempekerjakan difabel disana sebagai asisten rumah tangga.
"Kalau ada pasien yang bayar pakai sayur dan lain-lain itu saya kumpulkan. Dan saya bagikan ke asisten rumah tangga saya ini," pungkasnya.
Malang: Dokter Dian Agung Anggraeny adalah dokter asal Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang rela dibayar dengan sayur-mayur usai merawat pasiennya. Praktik barter ini telah berjalan sejak 2008 silam hingga sekarang.
Dian melakukannya dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Karena menurutnya, rasa bahagia akan muncul ketika dia bisa membantu orang yang betul-betul membutuhkan pertolongan.
"Saya bahagia ketika bisa membuat orang bahagia. Karena yang datang ke tempat saya kan memang orang yang bener-bener butuh pertolongan," katanya saat ditemui Medcom.id, Selasa 24 September 2019.
"Mereka (pasien) ke tempat lain tidak bisa dan waktu ke tempat saya bisa mendapatkan pelayanan dengan baik. Ketika mereka bisa sembuh, mereka bisa ketawa lagi, saya ikut senang," imbuh dokter lulusan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini.
Ada kisah tentang pasien yang cukup diingat oleh Dian. Tepatnya tahun lalu. Saat itu, ada seorang pasien yang sudah tua dan mengalami serangan jantung datang kepadanya.
Waktu itu, peralatan di klinik Dian begitu terbatas. Sehingga pasien asal Donomulyo ini harus segera dilarikan ke puskesmas terdekat yaitu Puskesmas Sumburpucung, Malang.
"Waktu itu saya nggak ada kendaraan, belum ada mobil waktu itu. Saya mengantar dia naik motor ke puskesmas," ungkap istri dari Nova Andiano ini.
Segala biaya perawatan pasien tersebut ditanggung oleh Dian. Bahkan setelah sembuh, Dian pun menyewakan ambulance untuk memulangkan pasien tersebut ke rumahnya.
"Pokoknya dia nggak bayar, kita yang bayar. Sampai selesai kita tunggu, sampai sembuh baru kita antar pulang ke rumahnya. Orangnya senang banget waktu itu dan saya juga senang karena orangnya selamat," kisah ibu dari lima anak ini.
Dian mengaku memiliki banyak cerita bersama pasiennya. Menurutnya setiap pasien punya ceritanya masing-masing. Seperti saat dia merawat pasien ODHA (orang dengan HIV-AIDS) dan pasien gangguan jiwa.
Dokter 42 tahun ini menjelaskan kedua jenis pasien itu selama ini kerap kali tidak mendapat pelayanan kesehatan dengan maksimal. Padahal pasien ini seharusnya mendapat perlakuan yang sama dengan pasien lain
"Disini, mereka kita perlakukan seperti pasien lainnya. Kita menganggap mereka sepeti keluarga. Jadi sampai sekarang, kami dikenal sebagai dokter keluarga mereka," beber dokter yang juga menjabat Humas Pusat Data dan Informasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang ini.
Klinik milik Dian sendiri bernama Klinik Dian Kusuma Wijaya yang berlokasi di Jalan Kusmanaji nomor 40, Dusun Suko, Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Total ada 13 pegawai yang dipekerjakan Dian di kliniknya tersebut. Mulai dari perawat, bidan, tukang kebun, asisten rumah tangga dan lain-lain. Bahkan Dian juga mempekerjakan difabel disana sebagai asisten rumah tangga.
"Kalau ada pasien yang bayar pakai sayur dan lain-lain itu saya kumpulkan. Dan saya bagikan ke asisten rumah tangga saya ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)